Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: Penanganan Banjir di Jakarta

Kompas.com - 19/12/2016, 06:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, secara perlahan mulai lepas sebagai ikon  salah satu daerah langganan banjir di Jakarta.

Penanganan banjir di permukiman padat penduduk itu dilakukan dengan menertibkan bangunan-bangunan di tepi Sungai Ciliwung.

Kawasan Kampung Pulo masuk dalam paket program normalisasi Sungai Ciliwung di Kelurahan Kampung Melayu, tepatnya dari Jalan Abdulah Syafei hingga Jembatan Tongtek atau hampir sepanjang dua kilometer.

Pemerintah kemudian melakukan normalisasi di Kampung Pulo pada pertengahan 2015 dan selesai sekitar Maret 2016.

Hal itu mengubah kondisi tepian Ciliwung di Kampung Pulo yang dulu berupa tempat tinggal, menjadi jalan inspeksi dan tanggul, lengkap dengan pintu air.

Jika dikilas balik satu hingga tiga tahun ke belakang, Kampung Pulo merupakan salah satu daerah rawan banjir.

Ketika banjir, banyak petugas pemadam kebakaran, TNI, Polri, tim SAR, atau relawan yang bersiaga di sekitar Kampung Pulo.

Pada 18 November 2013, puluhan RT di tiga RW di sana terendam banjir hingga 1 meter.

Banjir tinggi di Kampung Pulo tercatat terjadi pada 2007. Warga menggambarkan, ketinggian airnya mencapai 4 meter di beberapa titik.

Pada 18 Januari 2014, sekitar 2.000 warga Kampung Pulo dilaporkan mengungsi ke berbagai tempat seperti rumah ibadah, kantor pemerintahan, pelataran rumah sakit, hingga di Jalan Jatinegara Barat karena banjir.

(Baca: Ahok: Enggak Ada Lagi Cerita Manggarai Siaga 1, Enggak Ada Lagi Kampung Pulo Banjir...)

Tinggal kenangan

Namun, setelah dinormalisasi, banjir di Kampung Pulo kini seperti tinggal kenangan. Awal 2016, warga Kampung Pulo mulai merasakan hidup terbebas dari ancaman banjir.

Agus (56), warga RT 15 RW 02 Kampung Pulo mengatakan, tempat tinggalnya kini tidak kebanjiran lagi.

"Semenjak saya tinggal di sini, baru kali ini enggak banjir. Padahal kalau dulu, situasi begini banjir," kata Agus, Selasa (8/3/2016) lalu.

Menurut Agus, tanggul yang dibangun di sekitar Kampung Pulo sangat membantu dalam penanganan ancaman banjir di sana.

Tanggul dengan jalan inspeksi di sampingnya jadi benteng penahan saat permukaan air Ciliwung meningkat.

Kalaupun kini ada genangan, tingginya hanya sekitar 20 sentimeter karena resapan yang masuk lewat pintu air.

Genangan hanya terjadi di sekitar got-got permukiman warga yang dekat dengan jalan inspeksi.

Fakta setelah dinormalisasi, penanganan ancaman banjir di Kampung Pulo dinilai sukses.Kini, tidak ada lagi cerita warga Kampung Pulo harus mengungsi jika Bendung Katulampa di Bogor siaga I, memindahkan kendaraan ke permukaan jalan yang lebih tinggi, atau ratusan petugas dan relawan yang bersiaga di Kampung Pulo.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lega karena kawasan Kampung Pulo akhirnya bebas dari banjir.

"Sekarang kamu tanya orang Kampung Pulo, masih ada cerita sinetron Kampung Pulo enggak? Dulu, TV itu selalu namanya hujan dan ada banjir kiriman dari Bogor pasti ke Kampung Pulo langsung shoot. Kalau dua meter (banjirnya) wah jadi sinetron," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (22/4/2015).

Bicara lebih luas, normalisasi Ciliwung tidak hanya dilakukan di Kampung Pulo. Normalisasi akan dilakukan dari Jembatan Jalan TB Simatupang hingga Pintu Air Manggarai sepanjang 19 kilometer.

Kawasan yang sedang dikerjakan normalisasi sekarang ini misalnya di tepi Ciliwung di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan dan kawasan Cawang.

Kawasan Grogol

Tak hanya Kampung Pulo, penanganan banjir juga disebut membuahkan hasil di Jalan S Parman, tepatnya dekat Kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.

Banjir yang biasa terjadi di Jalan S Parman kini sudah berkurang. Awal 2016, hujan deras sempat mengguyur kawasan tersebut tapi tidak menyebabkan banjir.

Twitter Ruas jalan S Parman di depan Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanegara, Grogol, Jakarta Barat terendam banjir setinggi 30 hingga 50 cm, Sabtu (18/1/2014).


Padahal, di tempat yang sama, pada 2014-2015, akses jalan tersebut nyaris lumpuh karena banjir setelah diguyur hujan deras.

Kawasan tersebut kini mulai bebas dari banjir. Sempat ada genangan yang disebabkan saluran air tidak beroperasi normal akibat dipenuhi sampah tapi kini rutin dibersihkan petugas.

"Sering lihat petugas bersihin sampah di kali dan got. Jadi air jalannya lancar, enggak sampai meluap ke jalan," kata seorang mahasiswa Trisakti, Malvin.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com