JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan upaya makar, Sri Bintang Pamungkas, diperiksa polisi selama kurang lebih tiga jam.
Dalam pemeriksaan tersebut, Sri Bintang menolak keterangannya dimasukan ke berita acara pemeriksaan (BAP).
"Saya sejak awal menyatakan tak mau lebih dari jam 17.00 WIB. Saya pun tidak mau diperiksa. Pada akhir pemeriksaan ini masih ditanyakan lagi. Apa mau diperiksa lagi? Enggak mau. Jadi enggak usah undang saya," ujar Sri Bintang seusai menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (22/12/2016).
Sri Bintang menyampaikan, tuduhan polisi yang menilainya berupaya menggulingkan pemerintah itu tidak berdasar.
(Baca juga: Sri Bintang Pilih Dipenjara agar Hukum Ditegakkan)
Ia menilai, polisi tidak mempunyai cukup bukti untuk menjeratnya atas tuduhan makar. "Apa yang dituduhkan pada saya itu sembarangan. Gegabah," ucap dia.
Sri Bintang menilai, tuntutannya terhadap pemerintah sudah sangat konstitusional. Sebab, ia hanya menuntut DPR/MPR RI menggelar sidang istimewa untuk mengembalikan UUD 1945 yang telah diamandemen ke bentuk yang asli.
"Karena yang saya tuntut adalah sidang istimewa MPR dan itu sangat konstitusional. Kalah mau dibikin heboh itu revolusi yang konstitusional. Revolusi itu adalah mengganti kekuasaan mengganti pemerintah (yang sah)," ucap dia.
Sri Bintang mengaku akan terus mengkritik pemerintah selama tuntutanya belum terpenuhi. Ia menginginkan UUD 1945 yang telah diamandemen itu dikembalikan ke yang asli.
"Saya mengatakan akan tetap melakukan oposisi perlawan pada kekuasaan ini sampai saya anggap selesai, yaitu kembali ke UUD 45, cabut mandat Jokowi-JK, dan pembentukan pemerintah baru," ujarnya.
(Baca juga: Merasa Haknya Dirampas, Sri Bintang Akan Mengadu ke IPU dan DPR)
Sri Bintang Pamungkas ditetapkan polisi menjadi tersangka dugaan upaya makar dan diduga melakukan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik.
Atas hal tersebut, Sri Bintang disangka melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 107 juncto Pasal 110 KUHP.
Ia ditangkap di rumahnya di Cibubur pada 2 Desember 2016. Sejak ditangkap hingga saat ini, Sri Bintang masih ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.