Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pelaku Pembunuhan di Pulomas Kurung 11 Orang di Kamar Mandi?

Kompas.com - 28/12/2016, 16:13 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto, menduga ada alasan tersendiri pelaku pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, menumpuk 11 orang di dalam kamar mandi.

Menurut dia, pelaku bisa jadi diburu oleh waktu sehingga memutuskan untuk menumpuk para korban dalam kamar mandi berukuran kecil, apalagi para pelaku masuk pada sore hari saat masih ada aktivitas di luar rumah.

"Ketika khawatir ada orang (lain) masuk, dia (pelaku) cepat melakukan gerakan untuk meninggalkan rumah dengan memasukkan (11 orang) di kamar mandi," kata Yogo saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Yogo menduga para pelaku sudah memiliki sasaran utama terkait peristiwa pembunuhan di Pulomas. Sebab, tak semua orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Dari 11 orang, enam di antaranya meninggal dunia. Salah satu korban adalah Dodi Triono (59), pemilik dari rumah yang menjadi lokasi penyekapan dan pembunuhan.

Berdasarkan pemeriksaan, para korban meninggal karena kehabisan oksigen. Selain itu, Yogo juga menduga aksi kejahatan ini sudah direncanakan dengan matang.

"Pasti ada observasi awal berupa pengenalan lingkungan oleh pelaku," kata dia.

Terkait motif, Yogo tak mau berspekulasi. Menurut dia, motif pelaku masih bisa beragam. Namun, ia menduga pelaku merupakan orang yang mengenal salah satu korban.

"Yang harus ditelusuri, rekam jejak sebelum peristiwa pembunuhan. Korban dan pelaku melakukan apa sebelum pembunuhan," kata dia.

Dalam kasus pembunuhan di Pulomas ini, ada 11 orang yang menjadi korban penyekapan di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter persegi.

Akibat peristiwa tersebut, enam orang meninggal, yakni Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.

Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), Fitriani, dan Windy.

Kompas TV Sosok Korban Pembunuhan Sadis di Mata Kerabatnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com