JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal (Pol) Suntana memiliki strategi bila situasi unjuk rasa dalam sidang kasus dugaan penodaan agama dengan terdakawa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpotensi ricuh.
"Sepanjang situasi masih tertib, bisa dikendalikan, kami tak akan bubarkan. Namun, apabila ada potensi itu, semua kelompok akan kami bubarkan, tak ada satu atau dua kelompok, semua akan kami bubarkan," kata Suntana di depan Kementerian Pertanian, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2017).
Suntana menampik bila ada massa yang mendesak ke sisi sebelah. Namun, menurut dia, polisi sudah menjalankan strategi agar meredam, memulai penyekatan, sterilisasi, dan membuat pembatas di antara dua kelompok massa. Hal ini bertujuan untuk mencegah konflik.
"Apabila ada yang satu, dua, masuk, kami ingatkan masuk ke kelompoknya," kata Suntana.
Suntana juga tak menampik bahwa ada sedikit gesekan di antara dua kelompok massa. Menurut dia, gesekan kecil tersebut biasa lantaran kedua massa saling berorasi. Aktivitas itu menimbulkan situasi yang cukup panas.
"Di situ peran polisi dan seluruh masyarakat untuk menenangkan kelompoknya agar tidak terprovokasi dan memprovokasi kelompok lain," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.