Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Taufik: Kota Apung Juga Tuh... Mana Ada di Dunia Kota Apung?

Kompas.com - 05/01/2017, 11:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim pemenangan tim calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mohammad Taufik, angkat bicara mengenai ucapan cagub nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono yang belakangan jadi bahan perundungan di media sosial.

Dalam pandangan Taufik, Agus terbebani dengan statusnya sebagai anak presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itulah yang disebutnya membuat Agus terdesak untuk harus mengetahui segalanya. Walaupun tema yang ditanyakan bukan bidang yang dikuasainya.

"Sebagai anak presiden, dia merasa harus tahu segalanya. Akhirnya jadi beban buat dia," kata Taufik saat ditemui di Posko Anies-Sandi, Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).

Taufik kemudian mencontohkan berbagai ucapan Agus yang jadi bahan perundungan, dari mulai sedotan air hingga kota terapung.

"Masa sedotan. Emangnya air lemon pakai sedotan," ujar Taufik.

"Kota apung juga tuh. Mana ada di dunia kota apung. Pasar apung baru ada," ucap Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini.

Taufik menyarankan agar Agus mencontoh Anies. Menurut Taufik, Anies masih sering mendengarkan pemaparan para ahli perkotaan, tak terkecuali para mantan pejabat Pemprov DKI untuk mempelajari bidang-bidang yang dirasa kurang dikuasainya.

"Anies itu orangnya cerdas. Tapi dia masih sering tuh panggil pejabat-pejabat DKI. Kuliah singkat soal-soal teknis yang dia kurang paham," ucap Taufik.

Selain di medsos, sorotan terbaru terhadap Agus terjadi usai ia berkampanye di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (2/1/2017). Saat itu, para pewarta ingin mengetahui pandangan dari Agus mengenai kondisi alat transportasi publik yang ada di Jakarta, terutama setelah terbakarnya kapal Zahro Express di Teluk Jakarta pada 1 Januari lalu.

Namun, bukannya langsung menjawab, Agus sempat dibisiki lebih dulu oleh juru bicaranya, Rico Rustombi.

"Tidak semuanya jelek," ujar Rico sambil membisikkan sesuatu ke kuping Agus.

Setelah dibisiki, barulah kemudian Agus menjawab pertanyaan tersebut.

"Itu semua harus jadi koreksi bersama. Saya katakan tidak semua seperti itu. Yang bagus kita pelihara, kita tingkatkan, dan yang belum kita perbaiki dan kita koreksi bersama-sama," kata Agus.

Kompas TV Cara Jitu Menjaring Pemilih Muda Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com