Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Lalu Pilu RS Pertama di Depok

Kompas.com - 09/01/2017, 18:00 WIB

Dapat dikatakan, komunitas Depok waktu itu hidup makmur. Keistimewaan ini kemudian menimbulkan ketimpangan dengan warga di luar komunitas yang banyak tak memiliki tanah dan hidup dalam kesulitan.

"Sejak tahun 1914, kami (keturunan budak Chastelein) memang membentuk semacam pemerintahan yang mengurusi kehidupan warga. Saat Belanda masih di Indonesia, komunitas Depok memang diberi wilayah otonom sehingga dapat mengurus segala sesuatunya sendiri," tutur Dolf, yang adalah keponakan Residen Depok terakhir, YM Jonathans.

Jan Karel Kwisthout menyebut, ketika akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1949, status kebebasan Depok ini pun tamat. Pemerintah RI pada 4 Agustus 1952 kemudian mencabut secara resmi status Depok yang berdiri sendiri.

Tanah-tanah diambil alih oleh negara, hanya beberapa persil tanah dan sejumlah bangunan dikembalikan dan dikelola Lembaga Cornelis Chastelein, termasuk gedung kotapraja itu.

Setelah itu, sebagian warga komunitas Depok mengungsi ke luar negeri, kebanyakan ke Belanda. Sisanya tetap tinggal di Depok dan berketurunan hingga hari ini. Saat ini, beberapa rumah tua masih bisa ditemui di Jalan Pemuda, Depok Lama, termasuk rumah Residen Depok yang berada tepat di seberang RS Harapan Depok.

Rumah itu masih ditinggali oleh keturunan Residen Depok, dan bangunannya tetap dipertahankan keasliannya. Banyak bangunan lain sudah berganti kepemilikan dan berubah bentuk menjadi bangunan baru.

Ferdy Jonathans dari Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) menceritakan, setelah situasi kembali damai, sekitar tahun 1960 terjadi wabah tuberkulosis (TBC) di Depok.

Balai pengobatan

Kemudian dibentuklah sebuah organisasi bernama Pelayanan Kesehatan Kaum Awam Depok (Pelkad) yang selanjutnya mendirikan balai pengobatan untuk melayani warga yang terkena wabah tersebut.

"Saat itu belum ada rumah sakit di Depok. Kalau mau ke rumah sakit harus ke Jakarta. Di sini yang ada ya semacam puskesmas yang dibuat oleh pemerintah, tetapi tidak banyak," kenang Dolf.

Balai Pengobatan terus berjalan hingga tahun 1965. Kemudian, Pelkad bubar dan berganti menjadi Yayasan Pelayanan Kristen (Pelkris). Balai pengobatan itu mulai berkembang menjadi rumah sakit.

Tahun 1968 ketika terjadi kecelakaan kereta api di Ratu Jaya, Depok, yang menewaskan 116 orang, RS ini mulai dikenal karena menampung para korban. Saat itu, kereta listrik dari Stasiun Depok Lama bertabrakan dengan KRL yang berangkat dari Stasiun Citayam.

Setelah kejadian itu, Depok yang saat itu masih merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor mulai terbuka. Akses jalan dari Lenteng Agung, Jakarta, mulai dibuat, dan perumahan nasional dibangun. RS baru pun dibuka, yaitu RS Bhakti Yudha di Pancoran Mas, pada tahun 1980, yang pada awalnya merupakan klinik bersalin.

Kemudian, setelah Pelkris bubar, tahun 1990 Yayasan Kesehatan Harapan mulai mengambil alih dan berdirilah RS Harapan Depok hingga kini. RS Harapan yang terletak di Jalan Pemuda (dahulu Kerk Weg) melayani pasien umum dan juga terbuka bagi peserta BPJS.

Ferdy mengatakan, meski dimiliki YLCC, operasional RS Harapan sepenuhnya dikelola oleh Yayasan Kesehatan Harapan di bawah naungan Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI). Namun, YLCC berharap, ke depan RS Harapan bisa berkembang lebih pesat lagi sehingga dapat lebih banyak menampung pasien. Saat ini RS Harapan termasuk RS tipe D dengan jumlah tempat tidur 100 unit.

Bangunan yang digunakan, yaitu bangunan utama, masih merupakan bangunan asli kantor pemerintahan saat itu, dengan ciri khas jendela-jendela dan pintu-pintu berukuran besar. Namun, di sekelilingnya kini dibangun bangunan tambahan untuk menampung para pasien sehingga bangunan utama tidak lagi terlihat dari luar.

"Luasan tanah di RS ini memang terbatas, sekitar 3.000 meter persegi. Untuk menjadi RS yang lebih besar dibutuhkan luasan minimal 5.000 meter persegi. Tetapi, kami sedang mengupayakan agar RS ini bisa bertumbuh lebih besar lagi sehingga bisa menjadi pilihan di tengah banyaknya RS saat ini," katanya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Januari 2017, di halaman 27 dengan judul "Masa Lalu Pilu RS Pertama di Depok".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com