Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Rachmawati: Soal Uang Rp 300 Juta, Bukan Isu Baru...

Kompas.com - 10/01/2017, 10:47 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Rachmawati Soekarnoputri, Teguh Santosa, membenarkan keterangan polisi bahwa pengiriman uang Rp 300 juta ke Alvin untuk membiayai aksi unjuk rasa ke MPR/DPR pada 2 Desember 2016.

"Soal uang Rp 300 juta, bukan isu baru. Di jumpa pers tangal 7 Desember 2016 itu juga sudah menyampaikan kepada kawan-kawan media bahwa dia mengirim uang sebesar Rp 300 juta kepada si Alvin Indra," kata Teguh saat dikonfirmasi, Selasa (10/1/2017).

Teguh menjelaskan, pemberian uang itu berkaitan juga dengan partai politik Rachmawati dan massa Alvin.

Teguh menyebut bahwa Alvin kini merupakan Ketua ormas Gerbang Nusantara. Sebagian besar anggota Gerbang Nusantara merupakan mantan anggota Partai Pelopor besutan Rachmawati.

Partai Pelopor yang kemudian mati karena tak bisa ikut Pemilu, pada beberapa bulan belakangan dirindukan oleh mantan-mantan anggotanya. Di situlah muncul aspirasi untuk menghidupkan kembali Partai Pelopor melalui konsolidasi, salah satunya pada aksi unjuk rasa 2 Desember 2016.

"Nah Mbak Rachma bilang, 'oke kita dirikan, tapi masih kuat nggak kita?' Kira-kira begitu. Coba kalau kita masih kuat kita konsolidasi dulu. Nah kemudian kan Mbak Rachma punya rencana menyampaikan aspirasi kembali ke UUD 1945 itu tanggal 2 Desember," tutur Teguh.

Teguh membantah Rachmawati mendompleng doa bersama 2 Desember, sebab tanggal itu sudah dipilih Rachmawati terlebih dahulu ketika Aksi Bela Islam Jilid III diwacanakan digelar tanggal 25 November 2016.

Massa aksi di MPR/DPR pun berbeda dengan massa doa bersama. Rachmawati mengirimkan uang Rp 300 juta ke Alvin untuk logistik 10.000 massa simpatisan Rachmawati ke MPR/DPR.

"Mereka (Gerbang Nusantara) bilang 10 ribu orang. Sanggup 10 ribu orang sanggup? Sanggup. Nah ayo dibuktikan di lapangan. Tadinya kalau tanggal 2 Desember memang terlihat konsolidasinya bagus, Partai Pelopor akan dideklarasikan kembali tanggal 17 Desember," ujarnya.

Namun aksi tersebut batal lantaran Rachmawati dijemput oleh polisi di kediamannya dan dijadikan tersangka atas dugaan makar. Pihak Rachmawati membantah tuduhan tersebut.

Kompas TV Polisi Terus Lengkapi Berkas Kasus Dugaan Makar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com