Segmen tiga, Agus-Sylvi dianggap memberi jawaban lugas dan tagar dukungan sebagai sentimen positif terhadap mereka. Keduanya dianggap hanya asal bicara dsn berteori serta mendapat cibiran soal program BLT sebagai sentimen negatif.
Adapun Ahok-Djarot dinilai berbicara berdasarkan data dan adanya tagar dukungan yang menjadi sentimen positif mereka. Kemudian mereka juga dikritik terkait penggusuran yang menjadi sentimen negatif terhadap keduanya.
Untuk Anies-Sandi, netizen mengapresiasi program keduanya yang menolak reklamasi dan menghilangkan kemiskinan, bukan orang miskin. Sementara isu negatif mereka terkait dengan program yang dianggap tidak konkret.
Segmen empat, sentimen positif terkait Agus-Sylvi yakni penampilan Agus dianggap mengejutkan, dianggap santun karena menyapa paslon lain, dan tagar dukungan.
Sementara sentimen negatif terkait mereka yakni netizen mempertanyakan solusi dari pertanyaan pasangan calon lain, kasus dugaan korupsi pembangunan masjid yang diangkat netizen, dan dianggap bergaya mirip Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemudian, sentimen positif terkait Ahok-Djarot antara lain Jakarta yang mulai tidak banjir, enam cara mereka untuk mengatasi ketimpangan sosial, dan apresiasi jawaban keduanya mengenai penggusuran.
Sementara itu, Ahok dikritik karena menyindir Sylvi dan belum terpenuhinya kampung deret sebagai sentimen negatif terhadap mereka. Untuk Anies-Sandi, sentimen positif terkait dengan adanya dukungan dari mantan petinggi KPK dan rencana pembuatan transportasi massal.
Adapun isu negatif yang dibicarakan netizen yakni kritikan terkait moratorium mobil mewah.
Segmen lima, Agus-Sylvi diapreasi terkait program Jakarta tanpa penggusuran dan tagar dukungan sebagai sentimen positif.
Sementara sentimen negatif terhadap mereka yakni dianggap tidak bisa menandingi Ahok-Djarot, program Rp 1 miliar per RW dinilai pelanggaran administrasi, cibiran terkait program BLT, Agus dianggap hanya menghafal karena Sylvi lebih sering menjawab pertanyaan, serta jawaban Sylvi yang dianggap tidak benar.
Sentimen positif terkait Ahok-Djarot terkait dengan pernyataan bahwa infrastruktur penting untuk pembangunan manusia dan tagar dukungan. Sementara sentimen negatif yang dibicarakan netizen yakni kritikan karena pernah menggusur selain di bantaran kali, kritikan hanya fokus membangun infrastruktur, dan kritikan karena selalu curiga kepada rakyat.
Untuk Anies-Sandi, rencana membangun manusia bukan soal fisik dan rencana meningkatkan kualitas pendidikan menjadi sentimen positif untuk mereka. Sementara sentimen negatifnya yakni dianggap lebih cocok sebagai dosen dan sindiran kinerja Anies sebagai mantan mendikbud.
Segmen enam, sentimen positif terkait Agus-Sylvi yakni hasil telepolling yang menempatkan mereka di posisi pertama, dianggap santun, tenang, dan selalu mencatat, serta adanya tagar dukungan.
Sementara itu, sentimen negatif terhadap mereka yakni dianggap wajar takut debat karena jawaban minimalis, dianggap tidak memiliki solusi dan jawaban yang relevan, Agus dianggap hanya mau menjawab pertanyaan yang mudah, dan kritik terkait sindiran Sylvi terhadap Anies.
Kemudian, sentimen positif terkait Ahok-Djarot yakni dinilai menjadi pemimpin yang bukan mengandalkan retorika dan menyindir Anies yang tidak serius memberantas narkoba.
Sementara sentimen negatif terkait keduanya yakni disinggung soal kemenangan warga Bukit Duri dan dianggap tidak berani menutup Alexis.
Sementara itu, sentimen positif terkait Anies-Sandi karena dinilai akan membangun karakter, akhlak, dan moral. Lalu yang menjadi sentimen negatif terkait keduanya adalah tudingan bahwa Anies menolak pendidikan antinarkoba dan sindiran kinerja Anies sebagai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dapat kami simpulkan bahwa perhatian netizen terhadap pasangan petahana masih sangat besar. Program dan jawaban yang mereka sampaikan selalu diperbincangkan oleh netizen, baik secara positif dan negatif," kata Yose.
Menurut Yose, Agus-Sylvi dan Anies-Sandi harus memerhatikan hal tersebut dan memperbaiki penyampaian program dan jawaban pertanyaan dalam dua debat selanjutnya. Adapun debat selanjutkan akan digelar pada 27 Januari dan 10 Februari 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.