Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebanggaan Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran Jadi Tujuan Ikut Rekrutmen

Kompas.com - 18/01/2017, 14:58 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keinginan menolong orang lain menjadi dorongan utama Rahmat Hidayat (26) untuk menjadi seorang pegawai harian lepas (PHL) Tenaga Operasional Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta.

"Jadi kebanggaan bagi diri sendiri bila dapat membantu orang lain yang sedang tertimpa musibah," kata Rahmat kepada Kompas.com, Selasa (17/1/2017).

Dengan mendapat dukungan penuh dari keluarga, Rahmat pun tak pernah berhenti berusaha mewujudkan cita-citanya selama tujuh tahun terakhir. Pada 2010 dia pernah mencoba melamar menjadi pemadam kebakaran, tetapi nasib baik belum menghampirinya.

Tak menyerah, dia mencoba mendaftarkan diri sebagai pemadam kebakaran berstatus magang. Akhirnya, Rahmat menjadi pekerja magang di Kantor Sektor Pemadam Kebakaran Kemayoran pada 2010.

Setelah itu, Rahmat sempat bekerja sebagai Call Center McDonald's hingga akhirnya dia kembali magang sebagai pemadam kebakaran pada 2016. Selama sembilan bulan dia bekerja di Kantor Sektor Pemadam Kebakaran Senen, Jakarta Pusat.

Tahun ini Rahmat mencoba lagi melamar seleksi PHL dan berhasil lolos tahap administrasi. Dia pun berharap kali ini kerja kerasnya membuahkan hasil dan berhasil diterima sebagai PHL. (Baca: Sekarang Jadi PHL Pemadam Kebakaran Juga Ada Tesnya...)

Tidak takut

Jika sudah menjadi cita-cita sejak kecil, maka tidak ada lagi rasa takut untuk bekerja sebagai pemadam kebakaran. Paling tidak, itulah yang dirasakan peserta seleksi PHL lainnya, Tri Saptiono (26).

"Tidak takut sih, apalagi kalau mengingat pekerjaan ini dapat mendatangkan pahala," ujar Tri saat ditemui Kompas.com, Selasa (17/1/2017).

Sebelum memiliki kesempatan mengikuti tes PHL, Tri telah bergabung di Barisan Sukarelawan Pemadam Kebakaran (Balakar).

Meski berstatus relawan, Tri tetap harus stand by di kantor setiap hari dengan waktu piket 1x24 jam. Bedanya, dia tidak memperoleh honor, tetapi mendapat makanan dan minuman.

Tri pun sudah mempelajari banyak hal selama menjadi relawan. Dia mendapat pelatihan berkenaan dengan cara melakukan penyelamatan dan cara mengoperasikan peralatan unit mobil pemadam kebakaran.

"Saya juga diajak terjun ke lokasi ketika ada kebakaran. Namun, saya hanya bertugas memasang selang, mencari mata air terdekat, dan membuka keran air," ucap Tri.

Sekarang, Tri bersama-sama dengan Rahmat berkesempatan mengikuti seleksi PHL yang untuk kali pertama diadakan oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta.

Keduanya telah lolos tahap administrasi dan tinggal mengikuti tes tahap terakhir, yaitu wawancara yang akan diadakan pada Senin (23/1/2017) dan Selasa (24/1/2017) mendatang. Mereka pun berharap impian untuk menolong orang banyak dapat segera terwujud.

Kompas TV Mengharukan Anak Korban Bom Samarinda Bercita-cita Menjadi Pemadam Kebakaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com