Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Poltracking: Mayoritas Pemilih Ingin Cagub Jujur dan Bersih dari Korupsi

Kompas.com - 19/01/2017, 19:44 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas pemilih di Jakarta menginginkan sosok calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi. Hal itu berdasarkan hasil survei dari Lembaga Survei Poltracking Indonesia terhadap 800 responden di seluruh wilayah Jakarta.

Untuk pasangan calon yang jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi mendapat presentase sebanyak 32,88 persen. Lalu sifat perhatian para rakyat, 20,75 persen.

Ada juga mampu memimpin Provinsi DKI dengan persentase 17,38. Tegas dan beribawa, 11,88 persen. Pintar sebanyak 11,75 persen.

Lalu, ramah dan santun sekitar 2,63 persen serta penampilan menarik atau ganteng sebanyak 0,25 persen.

Dari ketiga kandidat, masing-masing memiliki karakter berbeda. Untuk kategori pintar dan berwawasan luas, Agus Harimurti Yudhoyono mendapat suara sebanyak 71 persen, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama sebanyak 79 persen dan Anies Baswedan sebanyak 82 persen.

Kemudian, untuk kategori perhatian pada masyarakat, Agus mendapat suara sebanyak 54 persen, Ahok mendapat 61 persen dan Anies mendapat 63 persen. Lalu, kategori jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi Agus mendapat suara sebanyak 47 persen, Ahok 56 persen dan Anies sebanyak 56 persen.

Selanjutnya, dalam kategori tegas dan berwibawa, Agus mendapat suara sebanyak 69 persen, Ahok 76 persen dan Anies 65 persen. Untuk kategori memimpin Jakarta, Agus mendapat suara sebanyak 51 persen, Ahok 63 persen, dan Anies 56 persen.

Sedangkan kategori ramah dan santun, Agus mendapat suara sebanyak 72 persen, Ahok 43 persen dan Anies 79 persen. Dan untuk kategori menarik dan ganteng, Agus mendapat suara sebanyak 80 persen, Ahok 66 persen dan Anies 76 persen.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda membagi tiga kategori pemilih, yakni pemilih psikologis, rasional dan sosiologis.

"Pemilih psikologis biasanya memilih karena kegantengan, kesantunan, dan budi pekerti," ujar Hanta saat memaparkan hasil survei di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017). (Baca: Ini Peta Dukungan Cagub-Cawagub DKI dari Survei Poltracking Indonesia)

Sementara pemilih rasional, memilih karena program kerja dan visi misi kandidat. Lalu, pemilih sosiologi didasarkan pada pendekatan agama, suku, dan kelompok.

Survei ini dilaksanakan pada 9-13 Januari 2017 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden 800 orang dengan margin of error sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dana survei dibiayai oleh internal Poltracking Indonesia.

Kompas TV 3 Pasangan Cagub Adu Program Bidang Sosial Ekonomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com