Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keroncong dan "Maen Pukul" di Menoren

Kompas.com - 23/01/2017, 18:00 WIB

Oleh: WINDORO ADI & DIAN DEWI PURNAMASARI

Kemayoran. Sudah sejak era VOC, nama salah satu kawasan kantong Betawi di Jakarta Pusat ini kondang oleh keroncong dan "maen pukul" alias pencak silat. Di tempat inilah sosok Keroncong Tugu, Semper, Jakarta Utara, diubah menjadi "keroncong Indonesia".

Kemayoran juga dikenal sebagai gudangnya jagoan seperti halnya kawasan Rawabelong di Jakarta Barat. Kalau di Rawabelong ada si Pitung, Mat Item, dan Schout van Hinne, Kemayoran punya Murtado, Mandor Bacan, dan Tuan Rusendal.

Kata pendiri Keroncong Bandar Jakarta (2008), Yoyo Muchtar, setelah tumbuh dalam tradisi Betawi sejak awal abad ke-19, silat dan keroncong akhirnya bertemu dalam satu panggung Menoren (seni pertunjukan yang menggabungkan keroncong dan pencak silat).

"Dalam Menoren, posisi pemain keroncong sudah duduk, tidak lesehan lagi, yaitu sejak bas betot (contra bass) masuk dalam keroncong. Itu terjadi sejak 1940-an," kata Yoyo, Selasa (17/1).

Yoyo mengatakan, ada beberapa hal yang membedakan antara Keroncong Tugu dan Keroncong Kemayoran. Pertama soal syairnya. Syair-syair Keroncong Tugu masih campur aduk dengan bahasa Melayu pasar, Belanda, dan Portugis. Sebagian besar lagu Keroncong Tugu juga bernada riang dan jenaka karena untuk mengiringi pesta.

Syair Keroncong Kemayoran sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tema lagunya pun bermacam-macam dengan tempo yang lebih dinamis. Hal lain, "Kalau Keroncong Tugu masih mengenal beat dan birama, Keroncong Kemayoran tidak. Instrumen dimainkan seperti pemain musik memainkan musik-musik jazz. Masing-masing main sendiri-sendiri, tetapi tetap satu kesatuan harmoni," ujar Yoyo.

Selain itu, katanya, Keroncong Kemayoran umumnya diawali suara flute dan atau biola.

Contoh Keroncong Tugu, kata Yoyo, ada pada lagu keroncong "Nasi Goreng". Perhatikan bahasa yang digunakan pada lagu ini: Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei. Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij (Beri saja aku nasi goreng dan telur goreng. Dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir).

Tampilan musik Keroncong Kemayoran, kata Yoyo, ada pada lagu-lagu Betawi, seperti "Jali-jali", "Kicir-kicir", dan "Cente Manis". "Lagu-lagu ini menjembatani peralihan dari keroncong Betawi ke keroncong Indonesia," ujar Yoyo.

Mengapa keroncong cepat menemukan bentuk keindonesiaannya justru di Kemayoran? Karena banyak "buaya keroncong" terpelajar tinggal di Kemayoran. Sebut saja, misalnya, Ismail Marzuki.

Buku Batavia 1740, Menyisir Jejak Betawi (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2010) menyebutkan, Keroncong Tugu mulai dibawa dan diubah di Kemayoran tahun 1918-1919 oleh pemuda yang tinggal di sana. Musisi Keroncong Kemayoran yang populer saat itu, antara lain, Atingan, J Dumas, Jan Scheneider, Kramer, M Sagi, Any Landow, dan Ismail Marzuki.

Pada akhir abad ke-19, di Kemayoran muncul kelompok pengamen jalanan remaja Indo-Belanda yang kemudian dikenal bernama De Wandelende Kerontjong. Para gadis dari kalangan menengah-atas kala itu banyak yang tergila-gila pada kelompok anak band ini.

Tahun 1920-1945, keroncong mulai dipengaruhi irama off beat dance dan Hawaiian. Keroncong pun mulai diperdengarkan di radio-radio, seperti NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij), CIRVO (Chineese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging Oost Java), dan VORO (Vereniging voor Oostersche Radio Omroep). Pasar Gambir, Jakarta, mulai menyelenggarakan Kerontjong Concours (Festival Keroncong) setiap tahun.

Salah satu peserta festival yang kemudian populer adalah Orkes Lief Java. Orkes ini awalnya bernama Rukun Agawe Santosa, didirikan tahun 1918 oleh Suwardi dan Abdullah Kusumowijoyo. Berubah nama menjadi Orkes Lief Java saat kelompok ini beranggota orang-orang Indo-Belanda tahun 1923.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com