Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Serba Pantang" di Imlek, Apa Kata Generasi Milenial Tionghoa?

Kompas.com - 27/01/2017, 17:57 WIB
Hisnudita Hagiworo

Penulis

Sampah-sampah akan dikumpulkan di dalam rumah sepanjang hari Imlek dan baru keesokan harinya dibuang ke luar rumah. "Membuang sampah pada hari Imlek (diyakini) sama saja membuang rezeki yang datang selama satu tahun (ke depan)," kata dia.

Cerita yang sama datang dari Metta (29), keturunan Tionghoa yang keluarga besarnya masih merayakan Imlek sekalipun kini menganut agama Katolik.

“Jadi kalau mau nyapu dan ngepel, satu hari sebelumnya. Kalau nyapu kan (diartikan) menyapu rezeki juga, terlebih lagi kalau membuang (sapuan) ke arah pintu depan," tutur Metta.

Menyapu ke arah pintu depan, lanjut Metta, dianggap bakal menolak rezeki yang datang. “Menyapu yang benar itu dari depan ke belakang, biar rezekinya terkumpul,” kata dia.

Larangan lain selama Imlek adalah mengenakan baju berwarna putih. Bagi orang Tionghoa, warna putih melambangkan kesedihan dan duka cita. Karenanya, baju putih biasa digunakan dalam peringatan kematian seseorang.

Soal makanan, pantangan selama Imlek adalah menyajikan dan makan bubur dan tahu putih. Warnanya dianggap sebagai simbol kedukaan seperti halnya urusan baju.

Sudah begitu, bubur dianggap sebagai perlambang kemiskinan.  Dari situ, penyantap bubur saat Imlek diyakini dalam tradisi ini bakal mengalami kemiskinan pada satu tahun ke depan.

Tradisi dan pernak-pernik lain

Seperti kebanyakan hari raya, saat Imlek pun disajikan berbagai hidangan khas yang selalu membuat rindu.

Selain kue keranjang dan buah jeruk, ada menu wajib mi di meja makan keluarga yang merayakan Imlek. Mi diyakini sebagai simbol panjang umur dan keberuntungan terus-menerus sepanjang setahun ke depan.

Olahan daging, ayam, dan ikan, juga menjadi sajian wajib dalam perayaan Imlek. “(Khusus sajian ikan) disajikannya harus utuh. Supaya rezeki pada tahun selanjutnya juga utuh, tidak ada yang dipotong-potong,” ujar Lady.

Makanan berupa manisan buah, permen, dan kue keranjang juga selalu ada di setiap rumah warga Tionghoa saat Imlek. Makanan yang manis dan lengket dipercaya melambangkan harapan rezeki yang datang selalu manis dan hubungan keluarga selalu harmonis.

Kebiasaan dan harapan

Dari semua deretan cerita tradisi di atas, tersemat segala harapan dan antisipasi untuk memastikan rezeki baik terwujud pada setahun menjelang.

Meski Vincy, Lady, dan Metta merupakan generasi milenial yang kesehariannya selalu berhubungan dengan teknologi terkini, mereka mengaku tetap mengikuti tradisi Imlek tanpa ada paksaan.

“Aku melakukan semua itu karena tradisi. Aku enggak keberatan juga melakukannya. Itu sudah menjadi kebiasaan, karena sudah dilakukan sedari kecil jadi melekat banget,” ujar Vincy.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com