Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono: Pilkada DKI Serasa Pilpres

Kompas.com - 31/01/2017, 21:51 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, Pilkada DKI Jakarta 2017 terasa seperti pemilihan presiden (pilpres). Semua pihak menyoroti jalannya tahapan pilkada.

"Pilkada DKI ini memang pilkada, tapi serasa pilpres, apalagi media mendominasi semuanya. Tapi dalam beberapa hal, sampai sekarang semua situasinya aman dan terkendali," kata  Sumarsono di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).

Ia mengatakan, Forum Komunitas Intelijen Daerah (Forkominda) Provinsi DKI Jakarta rutin menggelar rapar koordinasi setiap dua pekan. Selain itu, apabila ada aksi massa di Jakarta, Forkominda juga mengadakan rapat.

"Aksi-aksi di Jakarta, rapatnya accidental, tidak dua minggu, sebelum aksi rapat, setelah aksi rapat. Jadi paling sering Forkominda bertemu," kata dia.

Meski begitu, Sumarsono menyebutkan ada beberapa permasalahan yang dihadapi menjelang pemungutan suara pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Permasalahan pertama yakni terkait dengan surat keterangan. Banyak pihak yang khawatir akan adanya surat keterangan palsu.

"Kedua, kami ada kesulitan sampai hari ini kami ngejar untuk merekam e-KTP. Ada 77.000 yang belum direkam, mereka dicari-cari enggak ketemu-ketemu," kata Sumarsono.

Kesulitan perekaman untuk e-KTP, lanjut dia, umumnya terjadi di kawasan apartemen dan warga relokasi penggusuran. Mereka sulit untuk ditemui, ada pula yang tidak diketahui keberadaannya.

Permasalahan lainnya yakni kasus hukum yang dijalani calon.

"Sementara pilkada jalan, kampanye berjalan, lalu kasus hukum juga berjalan, ya terpaksa suasana menjadi agak sedikit berbeda. Mudah-mudahan semua tetap dalam koridor hukum yang ada, terkendali dengan baik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com