Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Elektabilitas Agus-Sylviana Turun Signifikan?

Kompas.com - 02/02/2017, 07:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam survei Poltracking Indonesia, elektabilitas pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni cenderung menurun.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha mengatakan, penurunan elektabilitas itu cukup signifikan.

"Elektabilitas Agus-Sylvi mengalami penurunan cukup signifikan yaitu 4,50 persen," kata Hanta di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

(Baca juga: Poltracking: Tren Elektabilitas Agus-Sylviana Turun Signifikan)

Pada survei Poltracking periode 9 sampai 13 Januari 2017, elektabilitas Agus-Sylvi adalah 30,25 persen.

Pada survei kali ini, elektabilitas Agus-Sylvi menjadi 25,75 persen. Survei terbaru Poltracking itu dilakukan pada 24 sampai 29 Januari 2017.

Hanta mencoba menganalisa pengebab turunnya elektabilitas Agus-Sylviana. Menurut dia, ada beberapa alasan yang bisa jadi penyebab turunnya elektabilitas.

Efek kejut yang hilang

Hanta mengatakan dia sudah menyampaikan adanya kemungkinan penurunan elektabilitas Agus-Sylviana sejak merilis hasil survei sebelumnya.

Menurut dia, alasan pertama elektabilitas mereka bisa turun adalah efek kejut yang memudar.

"Paslon nomor 1 itu kan hadirnya ada efek kejutnya. Efek itu secara psikologi membuat elektabilitas naik," ujar Hanta.

Namun, setelah beberapa bulan, efek kejut itu memudar. Hanta mengatakan, saat ini masyarakat sudah lebih jauh melihat pasangan Agus-Sylviana melalui program-program mereka. Program Agus-Sylviana pun dibedah oleh masyarakat.

Terkena isu hukum

Alasan kedua berkaitan dengan kasus hukum yang menyeret Sylviana Murni. Hanta mengatakan, kasus tersebut ikut memengaruhi penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 1.

"Tapi kalau ditanya dampaknya sebesar apa, tentu harus diteliti lagi," ujar Hanta. Sylviana diketahui sedang dikaitkan dengan dua kasus hukum.

Pertama, terkait proyek pembangunan Masjid Al-Fauz di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat.

Halaman:


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com