Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Elektabilitas Agus-Sylviana Turun Signifikan?

Kompas.com - 02/02/2017, 07:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

Sebagai mantan Wali Kota Jakarta Pusat, Sylviana diperiksa oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim.

Kedua, terkait proyek dana hibah untuk Kwarda Pramuka DKI Jakarta. Polisi tengah membuka penyelidikan baru soal dugaan korupsi dalam pengelolaan dana bantuan sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kwarda Pramuka DKI Jakarta tahun anggaran 2014 dan 2015.

(Baca juga: Roy Suryo Akui Debat Cagub Sebabkan Elektabilitas Agus-Sylvi Turun)

Performa debat cagub

Alasan ketiga adalah tentang penampilan Agus-Sylviana dalam debat cagub dan cawagub. Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, penampilan Agus-Sylviana dalam debat dinilai kurang baik.

"Performa debat nomor 1 relatif rendah dilihat dari cara berkomunikasi, penguasaan masalah, dan program," ujar Hanta.

Berdasarkan hasil survei, pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh penilaian performa paling rendah, yaitu 18,38 persen.

Paslon lainnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 26,25 persen dan Basuki-Djarot mendapat 28,63 persen. Sisanya, sebanyak 26,74 persen responden, menjawab tidak tahu.

Mengenai cara berkomunikasi, Agus-Sylvi mendapat nilai 15,50 persen, Ahok-Djarot mendapat 24,75 persen, dan Anies-Sandi mendapat 27,63 persen. Sementara itu, sebanyak 32,12 persen responden, menjawab tidak tahu.

Ketika dilihat dari segi penguasaan masalah, Agus-Sylvi hanya mendapat 12 persen, Ahok-Djarot mendapat 33,38 persen, dan Anies-Sandi mendapat 21.50 persen. Sementara itu, 33,12 persen menjawab tidak tahu.

Dari segi program kerja, Agus-Sylvi mendapatkan 15 persen, Ahok-Djarot 31,63 persen, dan Anies-Sandi mendapatkan 21,38 persen, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 33,99 persen.

"Jadi karena memang efek kejutnya sudah berkurang, publik kini membedah program dan aspek lain yang tampak dalam debat itu," ujar Hanta.

Seperti akuarium

Menurut Hanta, persaingan dalam pilkada DKI Jakarta layaknya akuarium besar yang bisa dilihat banyak orang. Debat pun memiliki pengaruh besar bagi warga dalam menentukan pilihan.

"Untuk pilkada Jakarta, debat itu masih penting karena semua akan menonton," ujar Hanta.

Sementara itu, tidak bisa dipungkiri ada pemilih rasional, psikologis, dan sosiologis di Jakarta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com