Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Lembaga Terdaftar yang Laporkan Hasil Surveinya ke KPU DKI

Kompas.com - 07/02/2017, 07:46 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos mengatakan, belum ada satu pun lembaga survei terdaftar di KPU DKI Jakarta yang melaporkan hasil surveinya. Padahal, banyak lembaga tersebut yang telah merilis hasil surveinya ke publik.

"Banyak yang udah publish, tapi belum ada laporan," ujar Betty kepada Kompas.com, Senin (6/2/2017).

Betty menuturkan, KPU DKI telah mengirimkan surat kepada semua lembaga terdaftar yang telah merilis hasil survei mereka untuk segera melaporkannya ke KPU DKI. Sebabnya, melaporkan hasil survei merupakan kewajiban setiap lembaga yang mendaftar untuk berpartisipasi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"(Dilaporkan) selama-lamanya dua minggu setelah mereka publish. Udah kami surati, bukan peringatan, surat pemberitahuan dulu, ngingetin," kata dia.

Apabila lembaga-lembaga survei tersebut tidak mengindahkan surat pemberitahuan itu, Betty menyebut KPU DKI akan kembali menyurati mereka dan mengumumkan lembaga survei yang tidak menyerahkan laporan hasil surveinya ke publik melalui media.

Selain itu, ada sanksi yang kemungkinan diterima lembaga-lembaga survei tersebut.

"Kalau perlu, buat dewan kode etik, tentu akan punya dampak sanksi. Bentuk sanksinya apa, tergantung dewan kode etik," ucap Betty.

32 lembaga survei terdaftar

Pendaftaran lembaga survei yang ingin berpartisipasi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 telah ditutup. Batas pendaftaran yakni satu bulan sebelum pemungutan suara pada 15 Februari 2017.

Betty menuturkan, total ada 32 lembaga survei yang mendaftar. KPU DKI telah mengumumkan ke-32 lembaga survei tersebut di laman resminya, www.kpujakarta.go.id, per 2 Februari 2017.

Berikut adalah 24 lembaga survei yang telah mendaftar:

1. Lingkaran Survei Indonesia

2. Jaringan Isu Publik

3. Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI)

4. PT Cyrus Nusantara

5. PT Indikator Politik Indonesia

6. Populi Center

7. PT Kompas Media Nusantara

8. Indonesian Consultan Mandiri (Charta Politika Indonesia)

9. Saiful Mujani Research & Consulting

10. PT Sun Televisi Network

11. Indo Barometer

12. Lembaga Riset Indonesia

13. PT Darta Media Indonesia (KASKUS)

14. PT Siber Media Abadi

15. Lembaga Survei Indonesia

16. PT Grup Riset Potensial

17. PT Intouch Innovate Indonesia

18. PT Pandawa Data Utama

19. PT Kio 95/Kelompok Diskusi dan Kajian Publik Indonesia (Kedai Kopi)

20. Centre for Strategic and International Studies (CSIS)

21. Yayasan Media Survei Nasional

22. PT Sands Analitik Indonesia

23. Poltracking Indonesia

24. Rakata Institute

25. PT Sinergi Data Indonesia

26. PT Citra Komunikasi LSI

27. Yayasan Voxpol Center Research and Consulting

28. PT Konsultan Citra Indonesia

29. Radio Pan Jakarta

30. PT Indo Riset Konsultan

31. PT Indonesian Political Marketing

32. FOKAL IMM (Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)

Kriteria lembaga survei yang diterima mendaftar yakni benar-benar melakukan wawancara, tidak mengubah data lapangan, harus menggunakan metodologi ilmiah, menyertakan sumber dana, jumlah responden, serta tempat dan tanggal pemilihan survei.

Kompas TV Beda Lembaga Survei, Beda Angka Elektabilitas?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com