Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Penghuni Rusun Jatinegara Masih Punya Rumah di Kampung Pulo

Kompas.com - 23/02/2017, 09:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sejumlah warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur, mengeluh karena banyak tetangganya yang masih punya rumah di Kampung Pulo.

Kampung Pulo adalah permukiman di bantaran Ciliwung yang menjadi lokasi tempat tinggal yang lama para penghuni Rusunawa Jatinegara Barat.

Seorang penghuni rusun Jatinegara Barat, Hasanuddin (56), mengatakan sedikitnya ada tiga orang di deretan bloknya yang dia sebut masih punya rumah di Kampung Pulo. Karena unit rusun tak bisa disewakan ke orang lain, Hasanuddin menyebut para tetangganya itu memilih tinggal di rusun sedangkan rumah di Kampung Pulo dikontrakkan ke orang lain.

"Di sini mereka dapat, yang di sana enggak kegusur. Rumah yang di sana dikontrakin ke orang," kata Hasanuddin, saat ditemui Kompas.com di Rusunawa Jatinegara Barat, Senin (20/2/2017) lalu.

(Baca: Penghuni Rusun Jatinegara Barat yang Tunggak Sewa Tak Akan Diusir)

Hasanuddin merasa sakit hati dengan kondisi tersebut. Karena dia merupakan salah satu warga yang rumahnya digusur habis di bantaran Ciliwung.

Akibat kondisi tersebut, dia mengaku menjadi tidak akur dengan para tetangganya itu. Menurut Hasanuddin, rumah dia sebelumnya terdiri tiga lantai. Selama menghuni rumah tersebut bersama keluarganya, Hasanuddin mengaku sudah menghabiskan biaya pembangunan hingga sekitar Rp 1 miliar.

"Tiba-tiba digusur gitu aja enggak ada ganti rugi. Dapat (unit rusun) yang kecil. Disamain ama yang rumahnya enggak kegusur. Sakit hati saya! Enggak ada adil-adilnya! Kalau menurut saya Pancasila udah enggak ada," ujar ayah tiga anak tersebut.

Warga Rusunawa Jatinegara Barat lainnya, Oninbey (73), turut mengeluhkan hal serupa. Dia menyebut ada sekitar dua tetangga di deretan bloknya yang masih punya rumah di Kampung Pulo.

Dengan ketus, dia berujar tipe-tipe warga seperti tetangganya itulah yang selalu mengaku bahagia saat ditanya mengenai kehidupan setelah dipindah ke rusun.

"Mereka kalau ditanya wartawan ya pasti bakal bilang senang (tinggal di rusun). Di sini dapat, di sana enggak kegusur. Sama, yang sebelumnya enggak punya rumah (di Kampung Pulo) juga pasti bakal bilang senang dipindah ke sini," ujar Oninbey.

(Baca: Pelatihan untuk Penghuni Rusun Jatinegara Barat Tidak Semuanya Diminati)

Penghuni lain di rusun tersebut, Suhanin (67), meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah kebijakan tersebut. Dia menilai ketimbang dihuni oleh warga yang masih punya rumah di Kampung Pulo, lebih baik apabila unit hunian di Rusunawa Jatinegara Barat diberikan kepada keluarga yang kini masih menumpang di unit rusun milik orang lain.

Suhanin menyebut saat ini banyak keluarga-keluarga muda yang masih menumpang di unit rusun milik orang tuanya. Suhanin menyebut hal itu terjadi karena tiap unit hunian dibagikan per rumah, bukan per kepala keluarga.

Padahal, kata Suhanin, dulunya banyak rumah-rumah di Kampung Pulo yang merupakan bangunan dua lantai dan dihuni lebih dari satu keluarga. Biasanya keluarga yang menghuni adalah keluarga dari pemilik rumah dan keluarga anak-anaknya yang sudah menikah.

"Kayak saya, anak tujuh. Yang udah kawin lima. Daripada numpuk (tinggal dengannya dalam satu unit) sama ngontrak di tempat lain, mending kan dikasih aja ke mereka," ucap Suhanin.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Jatinegara Barat I Made Pastiasa tak menampik kondisi tersebut. Dia menyatakan kondisi itu terjadi karena unit hunian dibagikan berdasarkan peta bidang.

Jika mengacu pada peta bidang, kata Made, maka seluruh warga yang rumahnya terkena dampak normalisasi pasti akan diberikan unit hunian di rusun. Walaupun, luas bangunan rumah yang dibongkar hanya sedikit.

"Mereka yang kena gusur otomatis dapat nomor peta bidang. Yang cuma kena 1-2 meter pun dapat nomor peta bidang. Itulah yang jadi dasar bagi mereka mendapat unit," ucap Made.

Made menyebut aturan pembagian unit rusun berdasarkan peta bidang karena Pemprov DKI memutuskan tak ada pemberian uang ganti rugi. Sebagai gantinya, Pemprov DKI memberikan unit rusun kepada warga yang rumahnya terkena dampak normalisasi.

"Dulu wacananya kan ada uang kerohiman. Tapi ternyata kan enggak ada. Jadi pengundiannya mengacu ke peta bidang. Akhirnya memang ada yang masih punya rumah di Kampung Pulo, tapi di sini juga dapat. Rumah yang di sana yang dikontrakin," ujar Made.

Data pengelola Rusunawa Jatinegara Barat menyebutkan jumlah keseluruhan unit hunian di lokasi tersebut ada 518 unit. Seluruhnya dihuni oleh warga eks Kampung Pulo.

Menurut Made, jumlah rusun yang tersedia memang lebih sedikit dari jumlah keluarga yang ada. Dia menyebut jika ditotal jumlah keluarga yang menjadi penghuni Rusunawa Jatinegara Barat mencapai 632 keluarga.

Kondisi ini yang menyebabkan banyaknya unit yang dihuni lebih dari satu keluarga.

"KK di sini memang sangat tinggi. Karena dulu di Kampung Pulo satu rumah bisa 3 KK. Karena (pasca penggusuran) mereka enggak mampu ngontrak di luar, jadi dibawa ke sini semua. Walaupun sudah berkeluarga," kata Made.

Made mengakui banyaknya unit yang dihuni lebih dari satu keluarga bukan kondisi yang ideal karena seharusnya satu unit hanya dihuni satu keluarga. Ia mengistilahkan keluarga yang menumpang di unit milik keluarga lain sebagai "KK gendong".

"Mereka yang KK gendong tidak bisa memindahkan alamatnya ke rusun. Kalau dia memindahkan alamatnya ke rusun, harus lebur KK-nya jadi satu. Jadi sifatnya numpang," ucap Made.

Kompas TV Ahok: Yang Senang Bilang Penertiban, Yang Nggak Senang Bilang Penggusuran!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com