Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Kompas.com - 15/06/2024, 16:06 WIB
I Putu Gede Rama Paramahamsa,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks warga Kampung Bayam kini telah menempati hunian sementara (Huntara) yang terletak di Jalan Tongkol, Pademangan, Ancol, Jakarta Utara.

Mereka bermukim di rumah semi permanen itu sembari menunggu rumah susun baru yang dijanjikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sejak pindah dari Kampung Susun Bayam (KSB) akhir Mei 2024 lalu, awalnya jumlah warga yang menempati huntara itu yakni 50 Kepala Keluarga (KK).

Tetapi, 15 KK memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan di luar huntara. Otomatis, kini tinggal 35 KK yang menempati huntara.

Baca juga: Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Saat Kompas.com bertandang ke huntara, Sabtu (15/6/2024) siang, kondisinya cukup tertata rapi meskipun bangunan terbuat dari paduan bata ringan dan kayu triplek.

Rumah-rumah di sana saling berhadapan dan dipisahkan jalan setapak berbahan semen selebar tiga meter.

Perabotan seperti kursi dan meja diletakkan rapi di depan rumah atau di tepi jalan setapak. Demikian pula barang-barang lain seperti tandon air, sepeda motor, dan sisa bahan bangunan.

Lampu di beberapa rumah tampak menyala meski hari masih siang. Suara air keran yang mengucur ke ember dari salah satu kamar mandi terdengar dari jalan setapak.

Baca juga: Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

"Di sini setiap rumah sudah ada listrik dan air. Kamar mandinya tersedia di setiap rumah," ungkap salah seorang warga bernama Daud (71) saat berbincang dengan Kompas.com.

Di awal jalan setapak itu, terdapat pula balai warga. Tempat itu biasa digunakan warga untuk berinteraksi satu sama lain usai bekerja.

Balai warga juga digunakan warga untuk mendiskusikan kebijakan Pemprov DKI Jakarta. Oleh sebab itu, sebagai pengingat, terpampang penjelasan sejarah Kampung Bayam Madani beserta konflik lahan yang menyertai mereka.

Di lingkungan huntara, warga tidak lagi dapat bertani seperti saat di Kampung Bayam. Hanya ada satu lahan kecil untuk hidroponik ditempel di dinding ketika masuk ke dalam huntara.

Mayoritas warga terpaksa bekerja di sektor informal untuk dapat memenuhi penghidupan mereka.

Baca juga: Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

“Kita bertahan dengan posisi masing-masing. Ada yang bisa ke proyek, ada yang kuli nyuci, nyupir, ikut bengkel. Yang enggak ada ngeluarin modal,” ujar Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Furqon.

Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan sempat menyayangkan sikap Pemprov DKI Jakarta terhadap warga Kampung Bayam yang tidak kunjung mendapatkan kepastian hunian mereka.

"Sebetulnya kan waktu itu kuncinya sudah diberikan, ini kan tinggal penuntasannya aja, bangunannya sudah ada dan mereka berasal dari sana," ujar Anies.

Anies juga menyinggung sikap Pemprov DKI Jakarta yang dianggap tidak pro terhadap masyarakat kecil.

"Justru jadi pertanyaan kenapa mereka harus terlunta-lunta selama satu setengah tahun? Menurut saya ini langkah yang jauh dari bijak," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com