Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Kompas.com - 18/06/2024, 17:51 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun hanya berdagang siomay dan es teler di gerobak, Sugito (68) tetap berusaha untuk bisa berkurban tiap tahun di Mushala Nurul Hidayat, Gaga, Larangan, Kota Tangerang.

Pedagang kaki lima (PKL) di Taman Gajah Darmawangsa, Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu mengikuti program urunan yang diselenggarakan panitia kurban dari Mushala Nurul Hidayat.

Dengan program urunan ini, keluarga Sugito hanya membayar uang senilai Rp 3,5 juta untuk berkurban seekor sapi bersama keluarga lain.

Baca juga: Pedagang Siomay di Kebayoran Baru Rutin Berkurban Tiap Tahun, Menabung untuk Patungan Sapi

Dia tidak menampik bahwa mengumpulkan uang Rp 3,5 juta bukanlah perkara mudah seperti orang bergelimang harta. Namun, dia menyakini bahwa setiap niat baik akan menemukan rezeki.

“Namanya rezeki orang pinggir jalan ya, kadang-kadang ramai, ya Alhamdulillah, dapat banyak, bisa menyisihkan,” kata Sugito saat berbincang dengan Kompas.com di Taman Gajah Darmawangsa, Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/6/2024).

Berpondasi keyakinan tersebut, Sugito mulai menyisihkan uang dari omzet yang dia dapatkan setiap hari dengan berjualan siomai sekaligus es teler.

Baca juga: Berkurban Setiap Tahun, Pedagang Siomay: Kalau Uang Sedikit tapi Niat, Insya Allah Bisa...

Periode pengumpulan uang demi berkurban itu telah dia mulai sejak dua bulan sebelum tiba Hari Raya Idul Adha.

“(Menyisihkan setiap hari) enggak menentu. Namanya PKL, ya kalau ada kita sisihkan. Kadang-kadang, kalau lagi ada rezeki, ya Rp 300.000, Rp 100.000, kadang Rp 50.000,” ujar Sugito.

Pada intinya, Sugito dan istrinya yakni Gemi (62) juga menyakini bahwa setiap rezeki yang keduanya peroleh dari berdagang ada rezeki orang lain.

“Kalau kita ada rezeki, di lingkungan kita itu ada anak yatim, kita bantu. Yang saya utamakan seperti itu. Kalau saya sih, yang penting yang lain pada ikut makan daging,” ujar Sugito.

Baca juga: Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Sugito yang juga merupakan pengurus Mushala Al Hidayat menyampaikan, hewan-hewan kurban ini mereka pesan dari sebuah peternakan yang ada daerah Serang, Banten.

“Kurang dari satu bulan (Idul Adha) kita booking dulu. Misal, sepuluh. Nanti, kalau misalnya cuma kita ambil enam, enggak apa-apa. Kan tergantung yang urunan,” kata Sugito.

Rupanya, metode urunan demi bisa berkurban meski hanya pedagang kaki lima ini sudah di terapkan bersama paguyuban bernama Warga Pelem Manunggal.

Anggota paguyuban tersebut berisi para pedagang sekaligus perantau di Jakarta yang bermukim di Desa Pelem, Pundung Sari, Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta — termasuk Sugito.

Baca juga: Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Sekitar 1990-an, Sugito bersama teman-temannya merasa Masjid As Sidiq Pelem tidak semarak saat Hari Raya Idul Adha tiba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com