JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang kaki lima bernama Sugito (68) menceritakan pengalamannya menginisiasi urunan kurban untuk warga di kampung halamannya di Desa Palem, Pundung Sari, Semin, Kabupaten Gunung Kidul.
Sugito mengajak teman kampung halaman di Jakarta yang tergabung dalam paguyuban bernama Warga Pelem Manunggal.
"Kira-kira 1990-an. Kayak enggak semarak, masjid selalu kosong, enggak ramai. Setelah itu, saya punya gagasan untuk berkurban di kampung dengan mengajak teman-teman yang ada di sini, teman-teman perantau," ujar Sugito ketika ditemui di Taman Gajah Dharmawangsa, Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Berkurban Setiap Tahun, Pedagang Siomay: Kalau Uang Sedikit tapi Niat, Insya Allah Bisa...
Sugito adalah penjual siomay dan es teler di Jakarta Selatan. Pada sekitar tahun 1990, Sugito bersama kawan-kawan perantau di Jakarta menginisiasi patungan untuk berkurban di kampung halamannya.
"Dua atau tiga (ekor hewan). Setelah itu, lama-lama, orang-orang yang di kampung itu tertarik," ujar Sugito.
Alasan sugito sederhana, ia ingin membuat warga desa dapat merasakan semarak Idul Adha setiap tahunnya.
"Di lingkungan sini (Jakarta), orang sudah banyak yang makan daging. Bagaimana kalau kita berkurban untuk di kampung? Kita gabungkan jadi satu. Di kampung kan orang jarang makan daging'. Ya setuju, banyak yang setuju," ujar Sugito menjelaskan awal mula ia berkurban di kampung halaman.
Baca juga: Pedagang Siomay di Kebayoran Baru Rutin Berkurban Tiap Tahun, Menabung untuk Patungan Sapi
Ketika itu, Sugito mengaku hanya mengumpulkan dana sebesar Rp 6 juta untuk dapat berkurban 4 ekor kambing yang cukup berisi di Gunung Kidul. Tentunya, dana tersebut tidak ia kumpulkan sendiri, namun ada peran serta kawan-kawan perantau lainnya.
Berkat inisiasi tersebut, hingga kini warga Pelem, Gunung Kidul secara rutin berkurban setiap tahunnya.
"Nah, sampai sekarang, Alhamdulillah, sekarang pun di masjid yang kita bangun dan kita beri daging kurban itu, sekarang melimpah, istilahnya bisa melimpah, bisa ke tetangga lain," tutup Sugito.
Namun, kini Sugito sudah tidak lagi mengirimkan hewan kurban ke kampung halamannya. Dia kini berkurban di tempat tinggalnya di Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
Meski demikian, paguyuban yang dulu dia rangkul masih rutin mengirimkan hewan kurban ke kampung halamannya hingga kini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.