Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Mantan Panglima TNI, Sandiaga Minta Pendapat soal Keamanan Jakarta

Kompas.com - 28/02/2017, 19:46 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Sandiaga Uno mendatangi rumah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017) sore.

Tiba sekitar pukul 15.30 WIB, Sandi terlihat sudah meninggalkan rumah Moeldoko sekitar pukul 16.15. Pertemuan mereka berlangsung tertutup. Saat Sandi meninggalkan rumahnya, Moeldoko bahkan enggan ikut keluar untuk menemui wartawan yang menunggu di luar pagar rumahnya.

Dari rumah Moeldoko, Sandi langsung menuju Masjid Sunda Kelapa. Saat ditemui di sekitar Masjid Sunda Kelapa, Sandi menjelaskan alasannya menemui Moeldoko. Menurut Sandi, kedatangannya bertujuan untuk meminta pendapat Moeldoko mengenai masalah keamanan dan situasi strategis di wilayah Jakarta belakangan ini.

"Karena kita ingin Jakarta yang aman tentram dan situasinya stabil. Pak Moeldoko tadi menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa menjumpai teman-teman media. Karena dia lagi low profile," ujar Sandi.

Dalam pertemuan tersebut, Sandi menyebut Moeldoko sempat mengucapkan selamat kepadanya atas keberhasilannya dan Anies Baswedan masuk ke putaran kedua Pilkada DKI. Sandi menyebut Moeldoko tak menyangka pasangan Anies-Sandi bisa masuk ke putaran kedua.

"Dia tidak menyangka pencapaian ini, menurut dia, di luar dugaannya," kata Sandi.

Menurut Sandi, Moeldoko sempat menyinggung mengenai dua dari tiga program prioritasnya, yakni penyediaan lapangan kerja dan pendidikan. Sandi menyebut Moeldoko sangat tertarik dengan dua isu tersebut.

Pasalnya, kata Sandi, Moeldoko menyebut lapangan kerja dan pendidikan merupakan elemen penting dalam menjaga ketahanan keluarga. Sandi berujar Moeldoko sempat menyebut jika ketahanan keluarga basis terpenting untuk menjaga ketahanan nasional.

"Yang sangat menarik yang dibicarakan Pak Moeldoko adalah kalau kita berbicara mengenai ketahanan nasional itu basisnya ketahanan wilayah. Ketahanan wilayah berbasisnya ketahanan keluarga. Keluarga itu basisnya mengenai pendidikan, kesehatan, narkoba, dan lapangan kerja," ucap Sandi. (Baca: Sandiaga: Banyak Artis Mengaku Takut Nyatakan Dukungan secara Terbuka)

Sandi berujar Moeldoko sempat menyebut bahwa secara geopolitik, saat ini banyak negara yang punya kepentingan besar di Indonesia. Negara-negara tersebut mulai dari Amerika Serikat, China, dan Australia.

Menurut Sandi, Moeldoko sempat menyebut salah satu cara untuk menjaga agar keamanan Indonesia tetap kondusif adalah dengan menjaga agar Jakarta tetap aman. Sebab, Jakarta disebut menjadi barometer bagi kondisi Indonesia secara keseluruhan dalam berbagai bidang, meliputi politik, keamanan, dan ekonomi.

"Banyak pihak yang ingin Indonesia enggak stabil. Tapi kalau kita bisa mengedepankan kematangan berdemokrasi seperti yang kita tunjukan pada 15 Februari kemarin, Insya Allah kita bisa mencapai harapan kita untuk mencapai kestabilan dan mempercepat pertumbuhan Indonesia," kata Sandi.

Kompas TV Meski tidak dalam masa kampanye, Cawagub DKI Jakarta 2017 Sandiaga Uno bersilaturahim dengan sejumlah warga di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam temu warga, dirinya mengimbau masyarakat agar dapat menjaga toleransi umat beragama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com