Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Pertanyakan Panjangnya Waktu Kampanye Putaran Kedua

Kompas.com - 06/03/2017, 14:28 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, daerah yang dipimpin langsung oleh gubernur-wakil gubernur definitif lebih besar pengaruhnya dibanding daerah yang dipimpin oleh seorang pelaksana tugas.

Djarot menjelaskan hal itu akan sangat berpengaruh, khususnya jika masa cuti kampanye sangat panjang dan kebijakan prioritas harus ditetapkan oleh pelaksana tugas.

"Saya selalu sampaikan bagaimana pun juga itu ada perbedaan antara yang pimpin plt dan kami. Kalau kami ngomong pengelolaan pemerintahan itu beda, karena bagaimana pun kekuatan kewenangan yang definitif itu lebih kuat," ujar Djarot, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2017).

Pernyataan itu disampaikan Djarot menanggapi keputusan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta terkait kampanye putaran kedua Pilkada DKI. Aturan itu menyebabkan Djarot dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus cuti kampanye.

Djarot menuturkan, aturan cuti kampanye mengakibatkan sejumlah kebijakan berjalan tidak maksimal.

"Kalau dihitung kampanye bisa 4,5 bulan. Bisa setengah tahun lho. (Pilkada) 2012 nggak seperti itu. Saya sampaikan kami rasional. Boleh kampanye, tapi kenapa harus sepanjang itu?" ungkap Djarot.

(Baca: KPU DKI Minta Warga Tak Lakukan Penghadangan Kampanye Putaran Kedua)

"Kenapa tidak penajaman visi misi, debat, cukup seminggu atau sembilan hari? Kalau kami berpikir kepentingan warga. Bukan kami berpikir kalau tidak ada defenitif pelayanan warga terhambat, tidak, tapi ada bedanya terutama untuk skala proritas," ucap Djarot.

KPU DKI Jakarta menetapkan kampanye putaran kedua mulai 7 Maret hingga 15 April 2017.

Ahok-Djarot akan cuti selama masa kampanye tersebut dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan kembali melantik pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, pada Senin sore.

Kompas.com Tahapan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta

Kompas TV Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta membantah alasan miskomunikasi dari KPU DKI jakarta saat rapat pleno penetapan peserta pilkada DKI jakarta putaran kedua. Semalam ahok dan djarot walk out atau meninggalkan rapat pleno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com