Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Jalan Widya Chandra Mengamuk Mobilnya Diderek Dishub

Kompas.com - 07/03/2017, 21:06 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jalan Widya Chandra VII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengamuk lantaran mobilnya diderek Suku Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada Selasa (7/3/2017).

"Ini rumah gue! Buka nggak!" ujar seorang pria memarahi petugas Dishub yang menderek mobil Toyota Avanza dengan pelat nomor B 1973 SVE.

Sambil mengenakan kaus, celana pendek, dan tidak beralas kaki, pria itu berbicara dengan suara keras kepada petugas Dishub. Dia mengatakan bahwa rumahnya terletak di ruas jalan itu, dan dia akan memasukkan mobilnya ke garasi rumah.

Namun, petugas Dishub hanya berkata memiliki izin untuk menjaring kendaraan yang parkir di badan jalan di wilayah itu.

Selain pria yang bercelana pendek, ada juga seorang pria lain yang disebut juga merupakan warga, dan menanyakan izin yang dimaksud kepada petugas Dishub.

Ia ikut marah pada petugas Dishub lantaran tidak ada tanda dilarang parkir di sepanjang jalan tersebut. Lagi pula, warga lainnya juga biasa memarkir kendaraannya di jalan itu.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto mengatakan warga yang diderek bahkan sempat menantang petugas untuk berduel. Namun pihaknya tak gentar sebab sudah sesuai aturan mobil tidak bisa parkir di sembarang jalan.

"Saat melakukan penderekan terjadi kericuhan protes dengan menantang petugas untuk duel, namun kendaraan tetap diderek paksa karena parkir sembarangan, aksi menghadang kendaraan sempat terjadi namun petugas gabungan kepolisian sigap melakukan tindakan dan mobil parkir sembarangan tetap diderek ke Sudin Perhubungan Jaksel," kata Christianto kepada Kompas.com, Selasa malam.

Di Jalan Widya Chandra, ada lima mobil yang diderek. Sementara itu, di Tebet dan di Jalan Gatot Subroto, masing-masing ada lima mobil yang diderek.

Sebanyak 15 pemilik kendaraan yang diderek bisa menebus mobilnya di kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan di Jalan MT Haryono, setelah membayar denda ke Bank DKI sebesar Rp 500.000.

Operasi parkir liar oleh petugas Dishub memang sering menuai kericuhan. Banyak warga yang masih parkir maupun berhenti sembarangan di pinggir jalan.

"Walaupun penertiban parkir liar sering terjadi keributan, peraturan tetap harus ditegakkan agar masyarakat sadar hukum, sehingga Jakarta dapat lebih tertib lalu lintasnya," ujar Christianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com