2. Pembelaan diri Lulung
Ketua Umum PPP Djan Faridz mengumumkan pemecatan Lulung pada Senin (13/3/2017) sore. Alasannya, Lulung dianggap tidak mematuhi perintah partai.
Lulung kemudian mempertanyakan alasan pemecatannya karena dia menilai pemecatan itu tidak memiliki alasan yang jelas.
Lulung mengatakan, tidak ada pemberitahuan atau teguran dari DPP PPP terkait tuduhan dirinya tak patuh pada perintah partai.
Menurut Lulung, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP, proses pemecatan itu harus melalui surat teguran I, II, dan III.
"Yang sudah disampaikan Pak Djan Faridz selaku ketua umum memang tidak jelas, tentangnya disampaikan. Artinya begini, saya diberhentikan dari Ketua DPW PPP DKI karena saya tidak patuh menjalankan perintah DPP. Perintahnya apa tidak jelas," ujar Lulung, saat konfrensi pers di Kantor Fraksi PPP, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Baca selengkapnya: Perlawanan Lulung terhadap Pemecatannya
3. Curhatan Megawati
Saat itu, ia menilai dirinya tidak diberi kesempatan untuk melanjutkan programnya selama memerintah.
"Kenapa milih orang baru ketimbang orang lama yang sudah sukses? Kasih kesempatan bagi dia untuk bisa meneruskan programnya. Karena saya yang mengalaminya sendiri. Saya presiden yang namanya setengah jalan," ujar Mega.
Seraya melontarkan canda, Mega menilai kekalahannya waktu itu disebabkan para pemilih dari kalangan perempuan yang tidak mau memilihnya.
"Coba saya dikasih waktu satu kali lagi. Sudah lebih baik deh ibu-ibu. Tukar orang yang baru dah. Waktu itu kan gitu. Tuker yang baru. Akhirnya nangis sendiri deh," kata Mega. (Baca: Mega: Ibu-ibu kalau Bersatu, Tak Ada yang Bisa Mengalahkan)
Selama menyampaikan arahan, Mega tampak tak henti-hentinya memberi instruksi kepada para relawan agar dapat mempengaruhi kalangan pemilih perempuan agar dapat memilih Ahok-Djarot.
"Insyafkan ibu-ibu yang belum sadar. Kasih tau. Karena enggak ada yang namanya pemerintah itu coba-coba," kata Mega.