Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: "Tamasya Al Maidah, Opo Maneh Iki?"

Kompas.com - 18/03/2017, 15:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mempertanyakan rencana pengerahan massa yang akan dilakukan pada hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017, atau pada 19 April 2017.

Djarot mengatakan hal tersebut untuk menanggapi adanya informasi tentang "Tamasya Al Maidah" yang mengajak orang dari luar Jakarta menjaga tempat pemungutan suara (TPS) pada Pilkada DKI Jakarta.

"Kemarin pas di lapangan, saya diberitahu media, ada 'Tamasya Al-Maidah', opo maneh iki? Seluruh warga diminta datang ke Jakarta untuk mengawal masing-masing TPS, ngapain?" kata Djarot, dalam acara peluncuran Tim Reaksi Cepat Bhinneka Tunggal Ika-Basuki Djarot, di Jalan Talang Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2017).

Menurut Djarot, sudah banyak pihak yang menjadi saksi dan mengawal pelaksanaan pilkada di tiap TPS. Saksi itu berasal dari saksi tiap pasangan calon, petugas Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS), personel TNI/Polri, dan saksi dari pemerintah.

Menurut Djarot, tak perlu lagi mengerahkan massa untuk menjadi saksi di TPS.

"Saksinya sudah banyak, enggak perlu undang (warga) seluruh Indonesia, apalagi pakai (alasan menegakkan) Al-Maidah. Ketawa sendiri saya, lucu," kata Djarot. (Baca: Beredar Ajakan "Tamasya Al Maidah", Ini Kata Bawaslu DKI)

Djarot menginginkan, pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung aman dan damai. Selain itu, ia tidak menginginkan adanya upaya intimidasi dalam memilih calon gubernur.

"Mari sama-sama berdoa ke Allah supaya diberikan kejernihan hati, betul-betul punya kekuatan mental dalam menentukan pilihan. Soal masuk neraka atau surga, hanya Allah yang tahu," kata Djarot.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta Mimah Susanti sebelumnya menyebut warga dapat menyaksikan pelaksanaan pemungutan suara. Hanya saja, ia meminta tidak satu pun pihak yang mengintervensi dan mengganggu keamanan, serta kenyamanan pemilih dalam menggunakan hak pilihnya.

Sebab, pelaksanaan pilkada harus berjalan jujur dan adil.

"Pelaksanaan pungut hitung dilakukan di tempat terbuka, semua bisa menyaksikan. Asal jangan mengganggu keamanan, ketentraman, dan kenyamanan pemilih," ujar Mimah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, seharusnya tidak ada pengerahan massa saat pencoblosan. Untuk mencegah pengerahan massa, Argo berencana akan berkoordinasi dengan KPU DKI Jakarta.

"Masyarakat tinggal nyoblos sesuai hati nurani, enggak perlu mengerahkan massa," kata Argo.

Di media sosial dan aplikasi percakapan, beredar poster dari kelompok yang menyebut diri Gerakan Kemenangan Jakarta (Gema Jakarta) yang mengajak orang dari luar Jakarta berjaga di TPS saat pencoblosan. Ada aplikasi di Google Play Store yang bisa diunduh.

Kompas TV Peserta pilkada DKI Jakarta, Ahok-Djarot di pekan pertama putaran kedua enggan berkampanye dengan model blusukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com