Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Asongan Dirangkul untuk Tertibkan Terminal Kampung Rambutan

Kompas.com - 20/03/2017, 14:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang ingin bepergian menggunakan bus kerap terbayang suasana tidak ramah yang akan ditemui di dalam terminal. Sebut saja suasana di Terminal Bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) Kampung Rambutan, Jakarta Timur, yang sempat dinilai semrawut dan rawan terjadi tindak kriminal.

Kesemrawutan di Terminal Kampung Rambutan salah satunya terjadi karena banyaknya pedagang asongan. Tapi sudah sekitar satu tahun ini, pengelola terminal melakukan penertiban dengan mewajibkan pedagang asongan mengenakan rompi berwarna sesuai zonasi.

Pada rompi tersebut tertera nama dan nomor identitas pedagang. Rompi wajib dikenakan supaya pedagang ikut terlibat menjaga ketertiban dan keamanan di terminal.

Penggunaan rompi juga dimaksudkan untuk menekan terjadinya tindak kriminal yang melibatkan oknum pedagang asongan, seperti penodongan, intimidasi terhadap penumpang, maupun keributan sesama pedagang.

Kepala Terminal Bus AKAP Kampung Rambutan, Emiral August mengatakan kebijakan pedagang asongan wajib mengenakan rompi itu dia terapkan sekitar Januari 2016. Dia ingin terminal tersebut lebih rapi dan ramah pada penumpang.

Dalam usahanya menertibkan, Emiral tidak mengusir pedagang asongan, tapi merangkulnya dengan catatan harus menaati aturan yang ditetapkan. Dia ingin pedagang asongan yang berjualan di Teminal Kampung Rambutan dapat mencari rezeki dengan cara yang baik.

"Awalnya saya melihat pedagang di sini semrawut, kadang ribut antar-etnis sesama pedagang rebutan tempat, terus ada yang nodong-nodong, atau memaksa penumpang, saya melihat masyarakat itu resah," kata Emiral, saat ditemui Kompas.com, Senin (20/3/2017).

Pada suatu waktu, Emiral mengumpulkan para pedagang tersebut dan mengajak membuat komitmen lewat surat pernyataan yang disepakati bersama.

Isinya itu ada delapan poin, yang di antaranya wajib menjaga ketertiban dan ketenteraman terminal, tidak terlibat menjual narkoba, tidak memberikan sesuatu pada petugas resmi di terminal, mengenakan rompi, dan menjaga kebersihan terminal.

Dalam pertemuan itu hadir sekitar 350 pedagang asongan, yang semuanya kini sudah dicatat datanya.

Menurut Emiral, kebijakan itu cukup efektif menyelesaikan kesemrawutan dan menekan terjadinya tindak kriminal di Terminal Kampung Rambutan karena rompi yang dikenakan membuat pedagang mudah dikenali dan diawasi.

Emiral mengatakan, jika ada pedagang berbuat kejahatan di terminal, maka rekan lainnnya atau penumpang bisa melaporkan karena dapat dikenali melalui warna rompi dan identitas yang tertera.

Emiral mengatakan, pihaknya akan langsung menindak tegas pedagang asongan jika terbukti berbuat kriminal. Dia menuturkan, sudah ada tiga pedagang asongan, sejak kebijakan ini diterapkan, yang kedapatan melakukan penodongan atau memaksa penumpang.

Tiga pedagang nakal itu diproses hukum, rompinya disita, dan dilarang kembali dagang di Terminal Kampung Rambutan.

"Salah Al (inisial), penjual jam tangan yang kedapatan menodong penumpang. Langsung kami bawa ke pos polisi, sita rompinya, kami coret namanya. Dia enggak boleh masuk jualan lagi ke terminal ini," ujar Emiral.

Halaman:


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com