Kebijakan ini juga menekan munculnya pedagang asongan asing dari luar atau yang tidak terdata di terminal.
"Jadi yang berjualan asongan, wajib memakai rompi itu. Kalau tidak, tidak boleh masuk," ujar Emiral.
Untuk mencegah rebutan lapak berdagang, kata Emiral, dia memberlakukan sistem zonasi.
Pedagang asongan yang mengenakan rompi biru berjualan di pul, rompi merah di pintu keluar, rompi hitam di bagian bus tujuan Jawa Barat, rompi coklat di bagian bus jalur Jawa, dan rompi hijau merupakan pedagang baru.
Jika kedapatan ada penjual asongan yang tidak mengenakan rompi, maka akan ditertibkan atau diminta meninggalkan terminal atau dagangannya terancam disita dan diserahkan ke kecamatan, sementara penjualnya bisa diserahkan ke Dinas Sosial.
Seorang pedagang asongan di terminal tersebut, Fernando, mengatakan dia mendukung kebijakan tersebut karena memudahkan pedagang dan membuat nyaman penumpang.
"Baguslah, biar enggak ada lagi yang berbuat yang bukan-bukan, maksa-maksa. Kami juga bantu nyapu setiap Jumat. Kalau lihat ada sampah juga kami ambilin biar bersih terminal," ujar Fernando.
Kerja Bakti
Selain itu, pengelola terminal juga mengadakan kerja bakti setiap hari Jumat. Emiral menuturkan, para pedagang dilibatkan dalam kerja bakti yang dilakukan mulai pukul 07.00-08.00 tersebut.
Tujuannya sesuai dengan isi pada surat pernyataan, yakni ikut menjaga kebersihan terminal. Emiral mengungkapkan kerja bakti bersama pedagang itu dilakukan untuk membersihkan terminal dari sampah, menyapu, mengangkut dan membakar sampah, membersihkan genangan air, dan menertibkan kandang hewan yang ada di pinggiran terminal.
Kini petugas kebersihan terminal Kampung Rambutan terbantu mengawasi kebersihan terminal seluas 14 hektare tersebut.
"Petugas PHL kebersihan kami yang ada 21 orang jadi terbantu, selain menjaga kebersihan, mereka bisa juga ngurusin perawatan taman," ujar Emiral.
(baca: PKL di Terminal Kampung Rambutan Kompak Kerja Bakti Setiap Jumat)
Selain kerja bakti, ada juga pengajian bersama dengan para pedagang asongan yang digelar tiap Jumat malam dan dipimpin seorang ustaz. Emiral yakin, kegiatan rohani akan membantu mencegah para pedagang melakukan tindakan kriminal.
"Dengan pengajian bersama, mereka yang tadinya enggak kenal bisa jadi saling kenal," ujar Emiral.