Sunarti pernah melihat teman-temannya sesama pasukan ungu dicemooh, mengalami kekerasan fisik dari PMKS seperti dipukulii, digigit, hingga diludahi.
Pengalaman paling berkesan bagi Sunarti adalah saat membantu menemukan seorang kakek berusia 65 tahun yang hilang dari keluarganya. Kakek itu ditemukan tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Setelah melakukan identifikasi, Kakek itu akhirnya bisa dipertemukan lagi dengan keluarganya.
"Bisa kebayang keluarga mencari ke sana kemari. Tapi setelah bisa bertemu pihak keluarga yang datang itu menangis terharu," ujar Sunarti.
Sunarti mengatakan kini tugasnya bertambah. Ia menangani lansia yang menderita alzheimer. Keberadaan pasukan ungu, yang diresmikan bertepatan dengan hari alzheimer sedunia 21 September 2016, memang untuk mewujudkan Ibu Kota ramah demensia dan lansia.
Sunarti mengatakan, ia mendapat perintah untuk menangani PMKS lansia dengan lebih baik dan mendalam. Salah satunya mengidentifikasi identitas PMKS tersebut.
"Jika ada KTP kami cari alamat tersebut dan kami tanyai pelan-pelan," ujarnya.
Pasukan ungu tidak hanya berasal dari petugas P3S saja. Anggotanya terdiri dari berbagai elemen, mulai dari dokter, perawat, kader Dinas Kesehatan, dan relawan Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.