Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal 72 Km Rute Baru KRL Tanah Abang - Rangkasbitung

Kompas.com - 07/04/2017, 10:56 WIB
Dea Andriani

Penulis

Sama seperti Unang, Ade (25) juga merupakan warga Rangkasbitung yang mengaku sangat senang menggunakan KRL jalur Tanah Abang-Rangkasbitung. Kini ia tak perlu lagi bangun terlalu pagi dan pulang sore ketika ingin pergi ke Jakarta.

"Dulu terbatas (jumlah kereta) ke Jakarta, kalau KRL kan banyak. Saya biasa berangkat dari Stasiun Duri itu jam empat sore sampai (Rangkasbitung) sekitar jam tujuh malam," ujar Ade yang juga ditemui Kompas.com di perjalanan menuju Rangkasbitung.

Tarif KRL Tanah Abang-Rangkasbitung ini dibanderol seharga Rp 8.000. Baik Unang maupun Ade mengaku harga tersebut sangat sebanding dengan kenyamanan dan keamanan yang tidak didapat saat menggunakan KA ekonomi dulu.

Optimalisasi fasilitas di Stasiun Rangkasbitung

Tepat pukul 14.05, kereta tiba di Stasiun Rangkasbitung. Keseluruhan penumpang dari sepuluh gerbong yang ada pun bersiap untuk turun di tujuan akhir KRL jalur hijau tersebut.

Sama seperti stasiun KRL pada umumnya, di Rangkasbitung kini sudah dilengkapi dengan mesin tap-in-tap-out kartu. Terdapat total enam mesin yang berada tepat di sebelah loket tempat penumpang menukarkan atau membeli tiket harian berjaminan (THB) maupun kartu multi trip (KMT).

Namun saat hendak turun kereta, Kompas.com mendapati tangga kereta (bancik) yang tersedia masih belum maksimal. Ada beberapa pintu kereta yang di luarnya belum tersedia bancik.

Alhasil, penumpang harus sedikit bertumpukkan untuk turun, karena jarak antar gerbon dan peron cukup tinggi apabila tidak menggunakan bancik.

Baca: Fasilitas di Stasiun Rangkasbitung Akan Ditambah

Ketika dihubungi di hari yang sama, Vice President Communication PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan pihak pengelola sudah merencanakan pemasangan bancik akan maksimal di seluruh pintu kereta pada Mei 2017.

"Sejak ada KRL ini kami (pengelola) juga tambah petugas keamanan, kesehatan, loket, juga tempat passanger service yang ada di samping gerbang keluar," ujar Eva kepada Kompas.com.

Sementara itu pengoperasian KRL ini membuat jumlah penumpang di stasiun Rangkasbitung meningkat. Sebab, di stasiun ini pun masih melayani KA ekonomi jurusan Rangkasbitung-Serang-Cilegon-Merak.

Berkaitan dengan hal tersebut Eva juga mengatakan ke depannya akan dibangun hall baru untuk memperlancar flow penumpang. Sejauh ini KRL Tanah Abang-Rangkasbitung dapat mengurai jumlah penumpang yang tadinya hanya mampu mengandalkan moda KA ekonomi yang juga dinilai kurang nyaman. Fasilitas ini pun bisa menjadi salah satu sarana memadai bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin mengunjungi kawasan Lebak, Banten, atau pun sebaliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com