Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penodongan di Dalam Angkot dan Aksi Heroik Aiptu Sunaryanto

Kompas.com - 11/04/2017, 07:21 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Minggu (9\4/2017) malam, warga digegerkan dengan aksi penodongan disertai penyanderaan yang dilakukan Hermawan (28), di dalam angkot di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur.

Saat beraksi, Hermawan menodongkan senjata tajam kepada Risma Oktaviani (25) dan buah hatinya D, di dalam angkot KWK T 25 jurusan Rawamangun-Pulogadung.

Hermawan belum lama bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Bulak Kapal, Bekasi, Jawa Barat. Dia nekat menyandera Risma dan anaknya karena panik penodongan terhadap penumpang angkot tersebut diketahui warga.

Namun, dalam peristiwa itu muncul anggota Satlantas Polres Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto, dan aksi heroiknya menyelamatkan Risma dan D, serta meringkus Hermawan, mendapat banyak pujian.

Sunaryanto kemudian bercerita kepada Kompas.com, pada Senin (10/4/2017), mengenai penodongan disertai penyanderaan pada Minggu malam itu.

Sunaryanto menuturkan, saat dia melintas di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, dari rumahnya di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Minggu, sekitar pukul 19.00 WIB, terlihat seorang ibu meloncat dari dalam angkot dan meminta pertolongan.

Sebagai polisi, kata Sunaryanto, naluri dia untuk mencari tahu dan memberi pertolongan muncul. Saat itu juga, Sunaryanto menghentikan laju kendaraan bermotornya dan memarkirkannya.

Kepada Sunaryanto, seorang ibu yang baru saja meloncat dari angkot itu menyatakan bahwa ada rampok di dalam angkot. Seorang perempuan dan buah hatinya juga masih disandera di dalam angkot itu.

Teriakan ibu itu sontak mengundang perhatian warga. Sekejap waktu, sekeliling angkot yang menjadi tempat Hermawan beraksi jahat sudah dipenuhi warga.

Sunaryanto kemudian mendekat ke pintu angkot dan mencoba bernegosiasi dengan Hermawan agar mau melepaskan korbannya.

"Pelaku langsung kaget begitu ngeliat saya, mungkin dia tahu saya polisi soalnya saya pake jaket polisi. Dia semakin gelap mata. Saya bicara pelan-pelan 'Mas ada apa, sini saya bantu'. Dia bilang 'Diem lu'. Dia ngata-ngatain saya," ujar Sunaryanto.

(baca: Polisi: Lokasi Penodongan di Angkot Rawan Tindak Kejahatan)

Bukannya melunak, Hermawan malah mengancam akan membunuh Risma dan anaknya jika permintaannya tak dituruti. Kepada Sunaryanto, Hermawan meminta agar angkot tersebut segera dibawa meninggalkan lokasi.

Namun, pada saat itu, sopir angkot beserta penumpang yang berada di kursi depan sudah melarikan diri.

"Saya bujuk biar dia mau lepas itu ibu sama anaknya, biar saya aja yang gantiin. Saya bilang juga ke dia bahwa saya jamin kalau korban dilepaskan, dia enggak akan diamuk massa," tutur Sunaryanto.

Namun, bujukan Sunaryanto tak mampu melunakkan Hermawan. Dia terus mengancam akan membunuh korban jika permintaanya tidak dipenuhi.

"Dia bilang 'Kalau Bapak nembak saya, saya matiin ini anak sama ibunya' sambil pisaunya diarahin ke anaknya. Ibunya nangis-nangis minta tolong anaknya diselametin," kata Sunaryanto.

KOMPAS.com/DEA ANDRIANI Salah satu barang bukti aksi penodongan ibu dan balita, yakni angkot KWK T25 yang diamankan di Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (10/4/2017).

Suasana makin mencekam, ucap Sunaryanto, saat Risma menangis histeris karena melihat anaknya ditodong pisau oleh Hermawan.

Warga yang mengelilingi angkot tersebut semakin banyak. Sunaryanto mencoba menenangkan Hermawan agar tidak melakukan hal nekat. Dia mengangkat tangannya dengan maksud agar Hermawan tahu bahwa dia tidak bersenjata.

Padahal, senjata api Sunaryanto sejak awal disembunyikan di pijakan tangga pintu angkot. Agar pelaku lebih tenang, Sunaryanto memerintahkan warga menjauh.

Namun, saat melihat Sunaryanto mau mengambil senjata apinya, warga mendekat kembali. Sunaryanto tak jadi menembak pelaku. Penyandera semakin panik melihat warga kembali mendekat dan meminta agar dibawa pergi dari lokasi tersebut.

"Pelaku ngotot terus minta dibawa menjauh dari TKP (tempat kejadian perkara). Dia minta di bawa ke tol," kata Sunaryanto.

Sunaryanto mencoba tenang agar dapat berpikir jernih. Dia akhirnya mengeluarkan telepon genggamnya dari saku celana dan memberikannya ke pengemudi ojek online yang berada di dekatnya.

Kepada pengemudi ojek online tersebut Sunaryanto meminta agar aksinya didokumentasikan. Hal tersebut bertujuan agar dapat menjadi barang bukti jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Sunaryanto sempat ragu untuk menembak pelaku lantaran takut salah sasaran.

"Saya Lillahi ta'ala saja, saya baca shalawat, begitu dia lengah, saya sikat (tembak)," ucap dia.

"Untung kena tepat sasaran. Saya yakin tembakan saya enggak akan lari ke kaca belakang angkot yang lagi banyak massa, soalnya pas saya tembak posisi tangan pelaku lagi di bawah," ujar Sunaryanto.

Setelah tertembak di lengan kanannya, pisau yang dipegang Hermawan pun terlepas. Dengan cepat, Sunaryanto langsung menyergap Hermawan dan mengamankan pisaunya.

Namun, karena sergapan Sunaryanto, posisi Risma dan bayinya terjepit. Sunaryanto meminta warga mengeluarkan Risma dan anaknya dari dalam angkot. Setelah korban diselamatkan, amarah warga memuncak.

Warga langsung masuk ke dalam angkot untuk menghakimi Hermawan. Dengan sigap, Sunaryanto memeluk Hermawan agar tidak terkena amukan massa.

Tak lama berselang, tim Buser polisi datang ke lokasi dan meminta warga menjauh.

"Pada awalnya anggota minta pelaku dikeluarin. Saya bilang kalau dikeluarin nanti diamuk massa. Akhirnya angkot itu kami dorong dengan dibantu massa ke pos pol karena jaraknya enggak jauh," ujar Sunaryanto.

Dia menyatakan, angkot tersebut terpaksa didorong karena kuncinya dibawa kabur sang sopir yang menyelamatkan diri. Warga akhirnya mau mendorong angkot itu sampai Pos Subsektor Buaran.

Sesampainya di sana, ternyata dua penumpang angkot yang sempat melarikan diri berada di pos untuk membuat laporan. Hermawan lalu diamankan ke dalam pos sebelum dilarikan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, karena mengalami pendarahan di lengan kanannya.

Sementara itu, Risma mengalami luka di tangannya dan anaknya mengalami luka di bagian punggung akibat penyanderaan tersebut.

(baca: Korban Penodongan di Angkot Akan Dipulihkan dari Trauma)

DOK. POLSEK DUREN SAWIT Hermawan, tersangka pelaku penodongan dan penyanderaan penumpang angkot di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2017) malam. Aksi Hermawan digagalkan oleh Aiptu Sunaryanto yang kebetulan melintas di jalan tersebut.

Layak diberi penghargaan

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Indra Jafar mengatakan, aksi Sunaryanto harus diapresiasi karena berhasil menyelamatkan Risma dan buah hatinya dari penodongan di dalam angkot.

"Kami usahakan agar beliau mendapat penghargaan karena aksinya patut diapresiasi," ujar Indra, Senin (10/4/2017).

Indra menjelaskan, tugas polantas tak dibatasi hanya sekadar mengatur lalu lintas. Jika menemukan tindak kejahatan, anggota polantas bisa saja mengambil tindakan dan berkoordinasi.

"Kalau memang saat itu anggota lalu lintas ini melihat ada gangguan kamtibmas, dia boleh melakukan penindakan karena dia anggota polisi juga," kata Indra.

Selain akan diberikan penghargaan dari institusinya, Sunaryanto pun banyak dipuji oleh masyarakat karena aksi heroiknya. Di media sosial, aksi Sunaryanto ramai diperbincangkan.

Adapun Hermawan terancam kembali mendekam di penjara. Padahal, pria tersebut baru sepekan menghirup udara di luar penjara.

Kepada polisi, Hermawan mengaku nekat melakukan aksinya karena terdesak kebutuhan ekonomi. Hermawan dijerat Pasal 365 KUHP juncto Pasal 368 tentang Pencurian dengan Disertai Kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

(baca: Penodong Ibu dan Bayi di Angkot Nekat Beraksi karena Terdesak Kebutuhan Ekonomi)

Kompas TV Video Amatir Rekam Detik-Detik Penyanderaan Angkot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com