Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Cerita Ikan Nemo dalam Sidang Kasus Dugaan Penodaan Agama

Kompas.com - 25/04/2017, 14:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menceritakan kisah ikan Nemo dalam film "Finding Nemo" saat membacakan pleidoi atau pembelaannya, dalam persidangan ke-20, di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017).

Apa alasan Ahok menganalogikan dirinya seperti ikan nemo, serta menceritakan kisah Nemo dalam film "Finding Nemo" saat menyampaikan pleidoi?

"Jadi cerita Nemo, waktu itu saya kan sering terima anak-anak TK ke Balai Kota. Terus ada anak TK yang buat pertanyaan, yang saya sendiri bingung jelasin ke anak TK ini bagaimana," kata Gubernur DKI Jakarta tersebut, usai persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian.

(baca: Ahok: Haruskah Dipaksakan Bahwa Saya Hina Golongan atau Agama?)

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengikuti sidang lanjutan yang digelar PN Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017). Sidang beragendakan pembacaan pleidoi atau pembelaan oleh Ahok yang sebelumnya dituntut 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun.

Anak TK itu bertanya mengenai sikap Ahok yang berani melawan banyak orang. Saat menjawab pertanyaan anak itu, Ahok langsung teringat film "Finding Nemo".

Kemudian, saat itu, Ahok meminta staf pegawai negeri sipil (PNS) DKI untuk membuka Youtube dan memutarkan film "Finding Nemo".

"Di sana kan ada adegan ikan ketangkap jaring, nah si dori ikan biru kejepit di dalam jaring itu juga. Nemo lihat itu dan mau menolong dori sama ikan lainnya," kata Ahok.

(baca: Alasan Jaksa Tak Ajukan Replik atas Pleidoi Ahok)

Ayahnya Nemo menentang anaknya untuk masuk ke dalam jaring dan menolong teman-temannya. Kondisi ikan yang ada di dalam jaring, kata Ahok, sudah kesulitan bernapas saat tali jaring diangkat ke permukaan.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengikuti sidang lanjutan yang digelar PN Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017). Sidang beragendakan pembacaan pleidoi atau pembelaan oleh Ahok yang sebelumnya dituntut 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun.

Ahok menceritakan, Nemo memerintahkan semua temannya yang ada di dalam jaring untuk berenang ke dasar laut. Akhirnya tali jaringnya putus dan ikan-ikan dapat terbebas dari jebakan tersebut.

Kata Ahok, Nemo pingsan sesaat setelah ditimpa oleh ikan-ikan yang bebas dari jaring.

"Saya jelaskan sama anak-anak, di negeri ini ada sekelompok orang yang memang salah arah, dengan korupsi merajalela dan anggaran dipermainkan. Mau enggak mau, saya mesti teriak dong kalau orang-orang itu arahnya salah," kata Ahok.

Ahok mengibaratkan dirinya seperti ikan Nemo yang berada di tengah Jakarta. Jika mengikuti orang-orang yang salah arus tersebut, maka tidak akan ada pembangunan di Jakarta.

Ahok mengklaim, warga kini sudah dapat menikmati hasil kerjanya selama memimpin Jakarta dan kerap melawan arus.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengikuti sidang lanjutan yang digelar PN Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017). Sidang beragendakan pembacaan pleidoi atau pembelaan oleh Ahok yang sebelumnya dituntut 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun.

"Kamu lihat saja dalam 2-3 tahun ini, pembangunan begitu luar biasa di Jakarta. Anggaran begitu hemat, semua jaminan dapat, ini karena kami mengarahnya ke arus yang benar," kata Ahok.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com