Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesedihan Pendukung Ahok...

Kompas.com - 10/05/2017, 09:50 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Hari Selasa (9/5/2017) mungkin menjadi hari paling menyedihkan untuk para pendukung Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pasalnya, pada hari itu, orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut divonis hakim dua tahun penjara atas kasus penodaan agama.

Sebelumnya, pendukung Ahok juga harus menerima kenyataan bahwa pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017. Kendati demikian, aliran dukungan terus disuarakan oleh para pendukung Ahok yang kerap menggunakan atribut kotak-kotak tersebut.

Di saat Ahok menanti vonis hakim di Auditorium Kementerian Pertanian, mereka justru berorasi dan menggelar aksi simpatik "8.000 Mawar Merah-Putih untuk Ahok" di tengah Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan.

“Ini adalah puncak dari sebuah perjalanan panjang tentang aksi mengawal sidang Ahok sejak awal sidang perdana November tahun lalu," kata pimpinan aksi, Birgaldo Sinaga.

Sebagai bentuk dukungan, massa pro-Ahok pimpinan Birgaldo terus menyuarakan agar hakim bisa membebaskan Ahok. Birgaldo dan pendukung lainnya sangat yakin jika mantan Bupati Belitung Timur itu tidak bersalah dan hanya menjadi korban politik dalam kasus penodaan agama.

“Di sini kami bukan membela Ahok dalam konteks individualnya, tetapi membela konstitusi, membela tentang roh dari para pendiri bangsa, agar Indonesia tidak tercerai berai,” ucap Birgaldo.

(baca: Mata Djarot Berkaca-kaca Saat Sampaikan Pesan Ahok kepada Pendukungnya)

Tawa berubah jadi tangis

Sepanjang aksi, para pendukung Ahok begitu semangay. Mereka berfoto dan berjoget di dekat mobil komando. Kala itu, mereka masih yakin Ahok akan divonis bebas oleh hakim.

Namun, kondisi berbalik 180 derajat setelah hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara terhadap Ahok. Suasana tiba-tiba sunyi setelah Birgaldo mengumumkan vonis tersebut di depan massa.

Adapun Ahok langsung menyatakan banding terhadap vonis tersebut.

"Pak Ahok dihukum dua tahun, di atas tuntutan jaksa. Ini jadi air mata yang tertumpah hari ini," ucap dia.

Beberapa pendukung Ahok kemudian menangis setelah mengetahui vonis hakim. Ada yang menangis sambil bersujud dan ada pula yang menangis terisak.

Sebagian pendukung menangis sambil menyerukan "bebaskan Ahok" dan "ini tidak adil."

"Ini kesedihan. Bukan karena Ahok masuk penjara tapi karena orang baik dikriminalisasi. Dia sudah menjadi martir buat kita walaupun sejuta orang meludahi wajahnya dan menyeret kakinya ke jeruji besi," ucap Birgaldo.

Massa pro Ahok kemudian makin keras melakukan orasi. Mereka terbagi dalam dua kelompok, satu kelompok bahkan memanaskan suasana dengan menyerukan untuk menurunkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang dianggap terlibat putusan vonis tersebut.

Ketegangan pun sempat terjadi antar pendukung Ahok yang ingin menerobos barikade kepolisian, tetapi masih bisa digagalkan oleh sebagian pendukung lainnya.

(baca: Saat Pendukung Ahok Patah Hati Dua Kali)

Beralih ke Cipinang

Massa yang kemudian mengetahui Ahok dibawa ke Rutan Cipinang kemudian berencana melakukan long march ke sana. Namun, upaya tersebut masih terhalang oleh barikade personel kepolisian yang ada di ujung Jalan RM Harsono atau dekat halte bus Transjakarta Departemen Pertanian.

Kepala Bagian Operasional Polres Jaksel AKBP Donny Alexander mengatakan, saat itu, pihaknya masih melakukan sterilisasi area dari massa kontra Ahok yang telah membubarkan diri setelah sidang vonis kasus penodaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.

(baca: Kuasa Hukum Ahok Ajukan Penangguhan Penahanan)

Setelah berbincang dengan kepolisian dan suasana dirasa sudah kondusif, massa pro-Ahok diperbolehkan membubarkan diri dan meninggalkan Jalan RM Harsono dan menuju Rutan Cipinang.

Sesampainya di Cipinang, massa pro-Ahok langsung berorasi dan menutup Jalan di depan Rutan Cipinang. Mereka mendesak untuk bisa bertemu langsung dengan Ahok, tetapi hal itu urung terjadi karena Ahok tetap berada di dalam rutan.

Hal itu sempat membuat massa emosi dan mendorong pintu gerbang rutan sembari melemparkan botol air mineral ke dalam halaman rutan.

Massa yang bertahan kemudian menyalakan lilin sebagai bentuk dukungan kepada Ahok dan pada akhirnya massa mulai membubarkan diri pada pukul 22.00 WIB setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau mereka untuk membubarkan diri dengan tertib dan pulang ke rumah.

Kompas TV Alasan Kemanan, Ahok Dipindahkan ke Mako Brimob Kelapa Dua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com