Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Ojek "Online" Demo Tuntut Revisi UU Nomor 22 Tahun 2009

Kompas.com - 15/05/2017, 11:58 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan pengemudi ojek "online" melakukan unjuk rasa menuntut revisi UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tuntutan ini terkait keberadaan ojek online yang hingga kini belum terakomodasi oleh pemerintah pusat.

Koordinator Aksi Lapangan Imanuel Pontoh yang merupakan salah satu pengemudi dari PT Gojek Indonesia, mengatakan aksi ini adalah murni inisiatif para pengemudi ojek.

Aksi ini juga dibantu oleh pengurus dan anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

"Selama ini kita (ojek online) dibutuhkan oleh warga, tapi tidak diakui oleh pemerintah keberadaannya. Makanya kita minta untuk revisi (UU No. 22/2009)," ujar Imanuel sebelum melakukan aksi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (15/5/2017).

Adapun rencananya aksi unjuk rasa ini akan diikuti oleh sebanyak 5.000 pengemudi yang berasal dari gabungan ketiga ojek aplikasi yakni, PT Gojek Indonesia, PT Grab Indonesia, dan PT Uber Indonesia Technologies.

Selain menyuarakan revisi undang-undang, aksi ini juga menuntut pemberlakuan tarif yang sama antara seluruh aplikasi, serta pemberian jaminan perlindungan bagi para pengemudi. Hal ini menurut dia merugikan pihak pengemudi dan tidak sesuai dengan janji yang semula diberikan.

"Waktu itu dibilang (tarif minimum) Rp 4.000, sekarang turun ke Rp 2.500. Bonus dari per 5 poin Rp 50.000, sekarang 20 poin cuma Rp 90.000," ujar Imanuel.

Baca: Revisi Permenhub 32/2016 Diharapkan Lindungi Pengendara Transportasi "Online"

Menurut dia sebelumnya para pengemudi sudah sempat mendatangi kantor untuk mediasi. Namun tidak ada tanggapan dan tindak lanjut dari masukan para pengemudi tersebut.

"Empat kali mediasi dengan kantor (PT Gojek Indonesia), tapi dibilang kalo enggak suka silakan keluar aja. Terakhir ke sana akhir tahun kemarin," ujarnya.

Aksi ini dimulai dari berkumpulnya massa di samping ruas Jalan Merdeka Barat pada pukul 10.00 WIB. Adapun rute para pengunjuk rasa melakukan long march ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) lalu dilanjutkan ke depan Istana Negara.

Kompas TV Gojek Dapat Suntikan Modal Rp 16 Triliun?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com