Vicky ternyata bukan satu-satunya korban hoaks terkait bom di Kampung Melayu. Seorang pria di Sukabumi berinisial W juga mengalami hal yang sama.
Foto KTP W beredar di pesan WhatsApp disandingkan dengan foto pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu.
Saat foto itu beredar jajaran Polres Sukabumi Kota juga langsung mendatangi kediaman W di Kebonpedes.
Baca: Cerita Warga Sukabumi yang KTP-nya Sempat Dianggap Pelaku Bom
Pada Kamis (25/5/2017) dini hari, Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur langsung memastikan W yang foto KTP-nya beredar masih hidup dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan bom Kampung Melayu.
W menceritakan, KTP-nya juga pernah tertinggal di sebuah pabrik di wilayah Cimande, Bogor. Ada pihak yang tak bertanggung jawab menjadikan foto KTP-nya sebagai bahan hoaks terkait pelaku bom Kampung Melayu.
W berharap pihak kepolisian dapat mengungkap dan memproses hukum, orang yang menyalahgunakan identitas dan foto dirinya.
Baca: KTP Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Tersebar, Polisi Pastikan Pria Sukabumi Itu Masih Hidup
Di Pontianak, Kalimantan Barat, seorang mantan anggota kepolisian juga menjadi korban hoaks karena fotonya beredar di media sosial dan disebut mirip dengan pelaku bom di Kampung Melayu.
Belum diketahui pasti siapa yang pertama kali menyebar hoaks dengan menuduh pria di Tangerang, Sukabumi, hingga Pontianak sebagai pelaku bom Kampung Melayu.
Penyebar informasi hoaks sebenarnya bisa dikenakan hukuman sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Baca: Media Sosial, Penyebaran Hoax, dan Budaya Berbagi...
Namun, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Senin (13/2/2017), mengatakan, pemerintah fokus pada edukasi untuk masyarakat agar bijak menggunakan media sosial.
"Kami meng-encourage (mendorong), mempromosikan semua lapisan masyarakat, memiliki etika bagaimana memanfaatkan media sosial," ujar Rudiantara.
Masyarakat diminta berpikir ulang sebelum menyebarkan suatu informasi ke media sosial maupun grup WhatsApp, apakah bermanfaat atau malah merugikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.