Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Korban Hoaks yang Sempat Diduga Pelaku Teror Bom Kampung Melayu

Kompas.com - 28/05/2017, 15:49 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Kompas TV Sayang, fitur ini malah disalahgunakan oleh beberapa pengguna untuk menjadi bahan guyonan

Vicky ternyata bukan satu-satunya korban hoaks terkait bom di Kampung Melayu. Seorang pria di Sukabumi berinisial W juga mengalami hal yang sama.

Foto KTP W beredar di pesan WhatsApp disandingkan dengan foto pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu.

Saat foto itu beredar jajaran Polres Sukabumi Kota juga langsung mendatangi kediaman W di Kebonpedes.

Baca: Cerita Warga Sukabumi yang KTP-nya Sempat Dianggap Pelaku Bom

Pada Kamis (25/5/2017) dini hari, Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur langsung memastikan W yang foto KTP-nya beredar masih hidup dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan bom Kampung Melayu.

W menceritakan, KTP-nya juga pernah tertinggal di sebuah pabrik di wilayah Cimande, Bogor. Ada pihak yang tak bertanggung jawab menjadikan foto KTP-nya sebagai bahan hoaks terkait pelaku bom Kampung Melayu.

W berharap pihak kepolisian dapat mengungkap dan memproses hukum, orang yang menyalahgunakan identitas dan foto dirinya.

Baca: KTP Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Tersebar, Polisi Pastikan Pria Sukabumi Itu Masih Hidup

Di Pontianak, Kalimantan Barat, seorang mantan anggota kepolisian juga menjadi korban hoaks karena fotonya beredar di media sosial dan disebut mirip dengan pelaku bom di Kampung Melayu.

Belum diketahui pasti siapa yang pertama kali menyebar hoaks dengan menuduh pria di Tangerang, Sukabumi, hingga Pontianak sebagai pelaku bom Kampung Melayu.

Penyebar informasi hoaks sebenarnya bisa dikenakan hukuman sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Baca: Media Sosial, Penyebaran Hoax, dan Budaya Berbagi...

Namun, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Senin (13/2/2017), mengatakan, pemerintah fokus pada edukasi untuk masyarakat agar bijak menggunakan media sosial.

"Kami meng-encourage (mendorong), mempromosikan semua lapisan masyarakat, memiliki etika bagaimana memanfaatkan media sosial," ujar Rudiantara.

Masyarakat diminta berpikir ulang sebelum menyebarkan suatu informasi ke media sosial maupun grup WhatsApp, apakah bermanfaat atau malah merugikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com