Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membongkar Bangunan Ilegal dan Prostitusi di Kolong Tol Kalijodo

Kompas.com - 15/06/2017, 10:53 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 1.600 personel satpol PP, kepolisian, dan TNI dikerahkan untuk membongkar 150 bedeng liar yang dijadikan tempat tinggal dan 14 bedeng yang dijadikan kafe di kolong tol dekat RPTRA Kalijodo, Rabu (14/6/2017).

Pembongkaran dilakukan karena kawasan itu digunakan tidak sesuai peruntukannya, yakni dibangun permukiman.

Selain itu, ditemukan praktik ilegal seperti prostitusi hingga penjualan minuman keras di sana. 

Sebelum pembongkaran dilakukan, petugas kepolisian melakukan operasi penyakit masyarakat di kawasan itu. Hasilnya, ditemukan sejumlah kondom, miras, dan alat hisap sabu.

Ada juga minuman keras berbagai merek yang disimpan di kafe kawasan tersebut. Penemuan sejumlah kondom menjadi salah satu bukti adanya praktik prostitusi di kawasan itu.

"Saat ini betul ada bangunan liar yang diperuntukan untuk tempat tinggal dan ada juga penyakit masyarakat yaitu prostitusi," ujar Kapolres Jakarta Utara Dwiyono di kolong tol dekat RPTRA Kalijodo, Rabu (14/6/2017).

(Baca juga: Kolong Tol Kalijodo Sudah Bersih dari Bedeng-Bedeng Liar)

Rata-rata, bedeng yang dijadikan tempat tinggal di kolong tol dekat RPTRA Kalijodo itu memiliki satu kamar tidur dan telah dialiri listrik. Bahkan, banyak bedeng yang memiliki televisi.

Bedeng itu juga dilengkapi dengan tempat tidur dan sejumlah lemari pakaian. Sementara itu, bangunan yang dijadikan kafe umumnya dicat dengan warna yang cukup cerah. Ukuran bedeng yang dijadikan kafe tersebut juga cukup luas.

Salah satunya kafe "Naufal Bar dan Karoke". Kafe ini dari luar dicat hijau terang begitu juga dinding di dalam bangunannya.

Bangunan tersebut juga cukup luas. Terdapat sejumlah kursi plastik yang diletakan rapi berjejer di sana.

Kafe di sana juga dipasangi lampu kelap kelip layaknya sebuah klub malam. Terdapat bilik kamar tidur dengan kasur di dalamnya.

Bangunan-bangunan semi-permanen di kolong tol dekat RPTRA Kalijodo itu dikontrakan bahkan dijual oleh orang-orang yang mendirikan bangunan-bangunan itu.

(Baca juga: Usai Ditertibkan, Kolong Tol Dekat Kalijodo Akan Dijadikan Lahan Parkir)

Hal itu diakui oleh sejumlah warga yang mendiami kawasan itu. Warga diminta untuk membayar sewa bedeng kontrakannya Rp 200.000.

Bedeng yang dikontrakan itu memiliki satu kamar tidur dan sebuah ruang tamu. Ada juga warga yang membeli dari seorang warga yang merupakan pemilik bedeng-bedeng itu. Bedeng tersebut dijual seharga Rp 4 juta.

Bedeng ini memiliki dua kamar tidur serta satu ruang tamu. Soal aliran listrik yang mengaliri bedeng-bedeng di bawah kolong tol, pihak PLN menyebut listrik di sana diambil secara ilegal.

Halaman:


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com