Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2017, 16:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kebanyakan para pemudik pengguna kereta yang berangkat dari Stasiun Senen, Jakarta Pusat, terpantau tiba di stasiun jauh lebih awal. Kondisi itu terpantau terjadi pada Selasa (20/6/2017).

Takut terlambat dan ketinggalan kereta menjadi alasan para pemudik rela datang lebih awal dan menunggu lama di stasiun.

Seperti yang disampaikan Karni, warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang hendak mudik ke Banyuwangi, Jawa Timur. Meski keretanya baru akan berangkat pukul 18.45, dia sudah tiba di stasiun sejak pukul 13.30.

"Takut macet di jalan. Lagian di sininya takut ngantre juga," ujar Karni.

(baca: Pemudik Mulai Padati Bandara Soekarno-Hatta)

Hal senada juga dilontarkan Sri, warga Tangerang, yang hendak mudik ke Solo, Jawa Tengah. Sri dan keluarganya sudah tiba di stasiun sejak pukul 13.00, padahal kereta yang akan mereka tumpangi terjadwal berangkat pukul 18.45.

"Dari rumah jam 09.30. Karena rumahnya jauh di Tangerang. Takut ketinggalan, jadi lebih baik menunggu," ujar Sri.

Adapun Saud, warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan memilih datang lebih awal ke stasiun karena khawatir terjebak macet saat akan menuju ke stasiun.

Saud akan mudik ke Nganjuk, Jawa Timur. Keretanya terjadwal baru akan berangkat pukul 17.00, namun dia sudah berada di stasiun pada pukul 13.00.

"Lebih baik lebih cepat, daripada telat," kata dia.

Para pemudik yang tiba di stasiun lebih awal tampak tidak langsung masuk ke area peron. Mereka memilih duduk-duduk atau rebahan di lantai teras dan lorong-lorong stasiun.

(baca: Pemudik dengan Kereta Diimbau Tidak Terlalu Cepat Datang ke Stasiun)

Secara terpisah, PT Kereta Api Indonesia mengimbau agar para pemudik yang menggunakan layanan kereta api untuk tidak terlalu cepat datang ke stasiun.

Manajer Humas PT Reksa Multi Usaha (anak PT KAI) Nyoman Suardhita mengatakan, kalau pun mengantisipasi keterlambatan, waktu ideal yang dinilainya pas untuk tiba di stasiun adalah dua jam sebelum keberangkatan.

Menurut Nyoman, adanya pemudik yang terlalu cepat datang ke stasiun menyebabkan terjadinya penumpukan di peron dan dikhawatirkan mengganggu kenyamanan penumpang.

Kompas TV Sehat dan Aman Saat Mudik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Megapolitan
Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Megapolitan
Pemkot Bogor Usulkan Hutan Cifor Situ Gede Jadi Kebun Raya Bogor 2

Pemkot Bogor Usulkan Hutan Cifor Situ Gede Jadi Kebun Raya Bogor 2

Megapolitan
Bocah yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas di Pintu Air Manggarai

Bocah yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas di Pintu Air Manggarai

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Pemkot Jaktim Cek Kesiapan Waduk dan Sumur Resapan

Antisipasi Banjir, Pemkot Jaktim Cek Kesiapan Waduk dan Sumur Resapan

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir Rob Sempat Rendam Jalan Dekat JIS, Kini Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir Rob Sempat Rendam Jalan Dekat JIS, Kini Sudah Surut

Megapolitan
Pengemudi Ojol Gelar Aksi Bela Palestina, Jalan MH Thamrin Padat Merayap

Pengemudi Ojol Gelar Aksi Bela Palestina, Jalan MH Thamrin Padat Merayap

Megapolitan
Sering Dilintasi Truk, Warga Kampung Tanah Merah Minta Jalan Perjuangan Segera Diperbaiki

Sering Dilintasi Truk, Warga Kampung Tanah Merah Minta Jalan Perjuangan Segera Diperbaiki

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tersangkut Akar Pohon di Sungai Cikeas Bekasi

Jasad Perempuan Ditemukan Tersangkut Akar Pohon di Sungai Cikeas Bekasi

Megapolitan
Naik Rp 251 Miliar, APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jadi Rp 7,37 Triliun

Naik Rp 251 Miliar, APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jadi Rp 7,37 Triliun

Megapolitan
DSDA Jakarta Dukung Percepatan SPAM Jatiluhur I untuk Penuhi Kebutuhan Air Baku Masyarakat

DSDA Jakarta Dukung Percepatan SPAM Jatiluhur I untuk Penuhi Kebutuhan Air Baku Masyarakat

Megapolitan
Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di 'Job Fair' Depok

Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di "Job Fair" Depok

Megapolitan
Ayah di Tangsel Diduga Ingin Gugurkan Kandungan Anaknya dengan Minuman Soda dan Obat

Ayah di Tangsel Diduga Ingin Gugurkan Kandungan Anaknya dengan Minuman Soda dan Obat

Megapolitan
Jabodetabek Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember 2023

Jabodetabek Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember 2023

Megapolitan
Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com