Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepolisian dan Bayang-bayang Teror

Kompas.com - 05/07/2017, 08:25 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dipasangi bendera hitam yang identik dengan kelompok radikal, ISIS, Selasa (4/7/2017).

Bendera tersebut dipasang oleh orang tidak dikenal di bagian pagar depan Mapolsek Kebayoran Lama yang tepat berada di pinggir Jalan Ciputat Raya atau persis di depan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Pos Tanah Kusir.

"Saat itu di depan mapolsek, anggota mengetahui ada orang yang memasang bendera identik ISIS," ungkap Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Iwan Kurniawan, saat ditemui di Mapolsek Kebayoran Lama.

Letak pagar tersebut berjarak kurang lebih satu meter dari mushala yang ada di dalam kompleks mapolsek sehingga tidak langsung terlihat oleh anggota yang berjaga di bagian dalam.

Bendera diduga ISIS yang terpasang di pagar tersebut pertama kali ditemukan pada Selasa pukul 05.30 WIB oleh anggota Polsek Kebayoran Lama setelah menunaikan shalat shubuh.

Setelah shalat, Bripka Billy yang sedang piket mendengar suara sepeda motor berhenti di pinggir jalan.

Karena merasa curiga, Billy langsung mengecek motor tersebut. Namun motor itu langsung pergi dan didapati ada bendera yang identik dengan bendera ISIS terpasang di pagar depan Polsek Kebayoran Lama.

Selain bendera ISIS, polisi juga mengamankan barang bukti lainnya berupa sebuah botol minuman berukuran satu liter yang di dalamnya berisi surat ancaman untuk kepolisian.

Beberapa jam setelah kejadian tersebut, atau tepatnya pada pukul 10.00 WIB, Gegana Polri diturunkan menyisir Kompleks Mapolsek Kebayoran Lama untuk mencari benda-benda mencurigakan lainnya.

Namun, personel Gegana tidak menemukan benda mencurigakan lainnya sehingga barang bukti yang diamankan hanya bendera diduga ISIS dan botol berisi surat ancaman.

(baca: Mapolsek Dipasangi Bendera ISIS, Wakapolda Minta Polisi Tak Takut Teror)

Bentuk tim

Pihak kepolisian kemudian langsung bertindak cepat dengan membentuk tim guna memburu pelaku pemasangan bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama.

"Saat ini kami sedang lakukan penyelidikan, tim sudah dibuat dari Polsek, Polres, Polda, dan Mabes Polri," ucap Kombes Iwan.

Adapun penyelidikan yang dilakukan di antaranya adalah dengan melihat tayangan kamera CCTV milik puskesmas yang berada persis di sebalah mapolsek.

Selain memeriksa tayangan kamera CCTV, tim tersebut juga akan mengumpulkan saksi-saksi di lokasi kejadian.

"Nomor polisi motor yang dikendarai (pelaku) juga masih lidik," ujar Iwan.

(baca: Wanita Indonesia yang Datangi ISIS Merasa Ditipu dan Ingin Pulang)

Bukan yang pertama

Ancaman atau teror terhadap Mapolsek Kebayoran Lama ini bukanlah yang pertama bagi kepolisian. Teror bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu menewaskan tiga anggota kepolisian yang tengah menjaga pawai obor pada 24 Mei 2017.

Selain itu, ada 6 anggota kepolisian yang mengalami luka berat dan harus dirawat di rumah sakit. Dari warga sipil, ada 5 korban luka, yakni sopir bus Kopaja, mahasiswi, hingga karyawan BUMN.

Lalu pada 25 Juni 2017, serangan pada personel kepolisian kembali terjadi di Mapolda Sumatera Utara. Kedua terduga teroris berinisial SP (47) dan AR (30) menyerang Mapolda Sumut pada Minggu pukul 03.00 WIB.

Setelah melompat pagar di penjagaan, pelaku menyerang polisi yang tengah beristirahat di salah satu dari tiga pos penjagaan. Menurut polisi, pelaku melakukan penyerangan sambil berteriak.

Aiptu Martua Sigalinging tewas ditikam senjata tajam di leher, dada, dan tangan. Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos.

Salah satu rekan Aiptu Martua, Brigadir E Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang ada di pos lainnya. Dari pos I, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali langsung bergerak cepat mendatangi Brigadir E Ginting dan menembak kedua pelaku.

AR pun tewas dan SR kritis akibat tembakan tersebut.

Setelah itu, terjadi juga teror terhadap personel kepolisian di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, dekat Mabes Polri.

Dua anggota polisi yang baru selesai menunaikan Shalat Isya di masjid tersebut ditusuk oleh seorang pria yang belakangan dikenal bernama Mulyadi. Mulyadi yang keluar dari masjid dan menuju Terminal Blok M akhirnya ditembak di bagian dada karena tidak mengindahkan tembakan peringatan dari personel kepolisian.

Mulyadi pun roboh sekitar 50 meter dari pagar Terminal Blok M lajur Transjakarta.

Kompas TV Markas Kepolisian Sektor Metro Kebayoran Lama diteror.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com