Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 2 Bulan Beroperasi, Bank Sampah di Jakbar Untung Puluhan Juta

Kompas.com - 21/07/2017, 20:08 WIB
Sherly Puspita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Meski baru dua bulan beroperasi, Bank Sampah Induk (BSI) Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat, sudah meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Ke depannya, bank sampah tersebut akan dikelola sepenuhnya oleh warga setempat.

"Jadi BSI ini kan didirikan akhir Mei (2017) kemarin ya. Ini omzet kami sudah hampir Rp 60 juta dengan keuntungan bersih mencapai Rp 20 juta," ujar Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/7/2017).

Edy mengatakan, BSI Bambu Larangan merupakan bank sampah pertama yang ada di Jakarta Barat. Pengelola BSI yang saat ini terdiri dari 30 orang mengumpulkan sampah dari unit-unit bank sampah di setiap kelurahan hingga kecamatan di Jakarta Barat.

Dari unit-unit bank sampah tersebut, sampah anorganik yang telah dibersihkan akan diangkut menggunakan truk gratis yang telah disediakan Sudin LH menuju BSI Bambu Larangan.

"Kebetulan ada sarana dan prasarana yang memadahi, kami ada area seluas 500 meter persegi. Misi kami yang penting ramah lingkungan," ucap Edy.

(baca: Solusi Penanganan Sampah dari Bank Sampah Delima di Pasar Minggu)

Edy melanjutkan, saat ini BSI Bambu larangan fokus mengelola sampah anorganik dan merintis pengelolaan sampah organik.

"Kami bekerja sama dengan perusahaan Unilever dan Danone. Mereka berani bayar mahal untuk sampah anorganik yang telah kami bersihkan, pilah dan uraikan," kata dia.

Ia melanjutkan, perusahaan swasta tersebut sangat membutuhkan bahan baku plastik dalam jumlah besar yang nantinya akan didaur ulang.

"Makanya ini sangat menjanjikan. Perusahaan-perusahaan ini kan punya pabrik daur ulang yang ada di Tangerang. Jadi semakin banyak pasokan dari BSI makin baik, keuntungan juga makin tinggi," ujar Edy.

Edy menuturkan nantinya pengelolaan BSI Bambu Larangan akan diserahkan kepada masyarakat.

"Namun kami bantu perkuat sistem dan organisasinya dulu. Kalau sudah siap silakan dikelola masyarakat," tutupnya.

Kompas TV Sejumlah ibu rumah tangga di Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Makassar, kini punya pekerjaan sampingan, yaitu mengumpulkan barang bekas atau sampah plastik yang berada di sekitar rumahnya untuk dibersihkan dan dikumpulkan di kantor kelurahan. Bukan tanpa alasan, sejumlah ibu rumah tangga ini mengumpulkan sampah plastik demi mendapatkan beras gratis dari pemerintah setempat. Salah satunya Dahlia. Setiap Minggu, Dahlia mampu menyetor sampah plastik hingga 10 kilogram dan bisa ditukar dengan beras sebanyak 2 liter. Bank sampah ini tidak hanya menyediakan beras. Beberapa keuntungan lain yang didapat dengan menukarkan sampah plastik pun ditawarkan. Warga boleh memilih paket apapun yang disediakan. Dari infromasi yang didapatkan, bank sampah di Kota Makassar mampu mengolah limbah ini dan menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah. Omzet ini diperoleh dari pengelolaan limbah menjadi barang daur ulang yang memiliki nilai jual. Program ini diharapkan mampu untuk mengajak warga mulai peduli untuk hidup sehat dan berperilaku bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com