Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PRT Terduga Penggugur Kandungan Diamankan di Kantor Polisi

Kompas.com - 16/08/2017, 09:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Solikhah (22), pekerja rumah tangga (PRT) yang diduga telah menggugurkan kandungannya di toilet rumah majikannya, sudah keluar dari rumah sakit. Kini ia diamankan di Mapolsek Beji, Depok.

Ika, sapaan Solikhah, mulai diamankan di Mapolsek Beji sejak Selasa (15/8/2017) malam. Ia diamankan polisi setelah tim dokter RS Andhika menyatakan Ika bisa menjalani rawat jalan.

"Karena sudah boleh rawat jalan, jadi kami amankan. Kalau sampai dia nanti pulang kampung kan repot kami," kata Kapolsek Beji, Komisaris Bambang Handoko, saat dihubungi, Rabu pagi.

Menurut Bambang, Ika belum pernah diperiksa. Polisi masih mempertimbangkan kondisi kesehatannya. Ia dijadwalkan mulai diperiksa hari ini.

Pemeriksaan terhadap Ika kemungkinan besar akan menguak siapa yang bertanggung jawab terhadap kehamilannya, termasuk orang yang diduga menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan.

"Dari semalam yang bersangkutan istirahat. Sampai sejauh ini kami baru memeriksa saksi-saksi," ujar Bambang.

Ika diduga telah menggugurkan kandungannya di toilet rumah majikannnya di Perum De Raya Residence, Tanah Baru, Beji, Depok, Senin malam lalu. Perbuatannya itu pertama kali diketahui rekannya sesama pekerja di rumah tersebut, Sumiati (27).

Kepada polisi, Sumi mengatakan bahwa pada Senin malam, Ika sempat berada sangat lama di dalam toilet. Saat keluar, Sumi melihat ada darah di tungkai kaki Ika.

Saat melihat kondisi temannya itu, Sumi kemudian melapor ke majikannya. Sang majikan kemudian mengantarkan Ika ke RS Andhika, Ciganjur, Jagakarsa pada sekitar pukul 21.00 WIB.

Menurut Bambang, pada awalnya penghuni rumah tak mengetahui perbuatan Ika. Sepanjang malam, Ika dirawat di rumah sakit dan ditemani Sumi.

Pagi harinya ketika Sumi pulang untuk membersihkan rumah, dia mencium bau busuk yang berasal dari lemari pakaian Ika. Setelah lemari dibuka dan diperiksa, Sumi menemukan janin yang dibungkus dengan pakaian di dalam laci.

"Sumi melapor ke majikannya dan tetangga sebelah rumah untuk membantu memeriksa bayi tersebut. Setelah diperiksa kondisi bayi sudah meninggal dunia," kata Bambang.

Penghuni rumah kemudian melapor ke polisi. Janin tersebut kemudian dibawa ke RS Polri untuk di-visum et repertum (keterangan yang dibuat dokter forensik atas permintaan penyidik).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com