Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Waseso Mengaku Pernah Dicatut Namanya sebagai Penerima Suap

Kompas.com - 23/08/2017, 18:21 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, bandar narkoba yang diamankan para petugas BNN sering kali berusaha menyuap para petugas dengan uang atau barang.

Budi, di kantornya di Cawang, Jakarta Timur, Rabu (23/8/2017), mengatakan, jumlah yang ditawarkan kepada petugas mencapai miliaran. Saat penangkapan bandar narkoba di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu misalnya, seorang bandar narkoba asal Malaysia hendak menyuap petugas BNN sebesar Rp 10 miliar. Namun, petugas menolak uang tersebut.

Bandar narkoba, kata Budi, bisa menawarkan uang berkali-kali lipat dari uang yang sebelumnya ditawarkannya.

Baca juga: Cerita Budi Waseso yang Pernah Malu Terima Tamu di Kantornya

"Sering kali ya bukan hanya uang, tapi barang. Permasalahan narkotika rentan dengan masalah uang dan penyuapan. (Uang) Rp 10 miliar kecil karena harga barang bisa sampai Rp 100 miliar. (Jumlah) Rp 50 miliar pun dia mau asal selamat," ujar Budi.

Budi mengaku pernah dicatut namanya sebagai penerima uang dari bandar narkoba. Seakan ada kiriman uang sebesar Rp 6 miliar yang ditujukan kepada Budi.

Dia menilai, integritas serta komitmen para petugas BNN diperlukan agar tidak tergoda suap bandar narkoba.

"Di Medan kan dibuktikan kan ada penitipan yang seolah-olah buat saya sebesar Rp 6 miliar dan itu sudah terdorong Rp 2,5 miliar cash," ujar Budi.

"Makanya yang harus terbangun adalah komitmen anggota dan harus dihargai anggota yang berhasil menolak ini Rp 10 miliar. Ini sampai pensiun dia enggak akan punya duit Rp 10 miliar," kata Budi.

Lihat juga: Budi Waseso Sebut Jaringan Narkoba Sasar Yogyakarta

Kompas TV Buwas: BNN Kebobolan Selundupan Sabu Lebih Besar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com