Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Kabel Utilitas Menggantung, DKI Akan Panggil PLN dan Telkom

Kompas.com - 24/08/2017, 17:28 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan memanggil PLN dan Telkom terkait keberadaan tiang listrik dan gardu yang menghalangi jalanan Ibu Kota.

Pemprov DKI akan meminta kabel-kabel itu dimasukkan ke dalam boks utilitas (ducting) yang dibangun di bawah trotoar.

"Kami akan undang pihak PLN untuk menyinkronkan pembangunan kami dengan keberadaan tiang-tiang listrik maupun gardu-gardu induk yang menghalangi jalan. Bukan hanya PLN, termasuk juga Telkom," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (24/8/2017).

Lihat juga: Seluruh Trotoar di Jakarta Utara Akan Dipasangi Jalur Kabel Utilitas

Djarot tidak ingin kabel-kabel itu menggantung dan menghalangi jalan, khususnya trotoar. Dia mengatakan, proyek percontohan akan dilakukan di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Gatot Subroto yang akan dibangun trotoar dan ducting di bawahnya.

"Ini sebagai percontohan sehingga ke depan kabel-kabel listrik itu masuk semua di bawah, enggak gelantungan di atas," kata Djarot.

Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita sebelumnya mengatakan, pada 2018 tidak akan ada lagi kabel utilitas menggantung di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Semua kabel utilitas akan dimasukkan ke dalam boks utilitas yang sedang dibangun di bawah trotoar. Pembangunan ditargetkan selesai Desember 2017. Dinas Bina Warga akan memberikan tenggang waktu 6-12 bulan kepada pemilik kabel utilitas untuk memasukkan kabel utilitas ke dalam boks utilitas.

"Kabel-kabel yang melintang sudah tidak ada lagi, masuk semua ke dalam boks utilitas. Januari-Desember 2018 kami kasih waktu pemilik utilitas untuk memperbaiki," kata Riri, Selasa kemarin.

Baca juga: 2018, Tak Ada Kabel Utilitas Menggantung di Kawasan Blok M

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com