JAKARTA, KOMPAS.com - Aplikasi Qlue kian memudahkan warga Jakarta untuk turut mengawal pengawasan terhadap ketertiban fasilitas kotanya dengan mengirimkan aduan berupa foto pelanggaran untuk kemudian ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berwenang.
Meski demikian, terdapat sejumlah kendala dalam pelaporan melalui aplikasi Qlue. Salah satunya mengenai banyaknya pengguna Qlue yang membuat aduan yang dinilai tak obyektif.
"Kami tidak memungkiri bahwa ada laporan semacam itu (tak obyektif)," ujar Marketing Strategist & Lead Qlue, Sarah Ramadhania melalui keterangan tertulis, Sabtu (2/9/2017).
Ia mengatakan mengantisipasi hal semacam itu, timnya telah melakukan pemantauan terhadap aduan warga dan menyeleksi aduan mana saja yang layak dieksekusi.
"Tim admin kami senantiasa sweeping dan memoderasi laporan seperti itu (tidak obyektif)," sebutnya.
Baca: Pemeringkatan Layanan Kelurahan Lewat Qlue Dianggap Tak Obyektif
Tak obyektifnya pengguna Qlue dalam membuat laporan aduan salah satunya diungkapkan oleh Lurah Cengkareng Barat Boy Raya Purba.
"Obyek laporan banyak yang subjektif, ngasal, kabur, lokasi tidak akurat dan laporan berulang-ulang sehingga menumpuk di aplikasi qlue," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Jumat (1/9/2017).
Selain tak obyektif, banyak juga pemilik akun Qlue yang membuat terlalu banyak laporan untuk sekali unggah.
Aduan- aduan semacam itu tak pelak menghasilkan indikator merah pada aplikasi Qlue yang berarti jumlah aduan yang belum tertangani meningkat.
Baca: Lurah Pluit Sebut Data dari Aplikasi Qlue Tidak Valid
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.