Sudah seminggu tak dibersihkan
Siang itu, seorang perempuan paruh baya tengah mencincang daging sapi yang dia dapatkan di hari raya Idul Adha.
Perempuan yang kerap disapa Hajah Ade ini memiliki dapur yang langsung menghadap ke tepi sungai.
"Memang kotor ini sungainya, orang dari sebelum Idul Adha itu tidak dibersihkan, berarti udah semingguan enggak ada yang ngangkut sampah," ujarnya ketika ditemui Kompas.com.
Ia mengatakan, hari ini ada enam orang petugas dari Suku Dinas Tata Air yang meninjau lokasi ini.
"Ada 6 orang tadi dateng ke sini, tapi enggak jadi bersihkan, katanya sampahnya terlalu banyak," ujar Ade.
Pernyataan ini dibenarkan suami dan anak Hajah Ade. "Iya makanya, kan digaji kok enggak jadi bersihin, udah seminggu padahal," kata suami Ade.
Di lantai dua rumah kayunya, Ade memiliki beberapa kamar yang disewakan dengan tarif Rp 300.000.
"Tarifnya murah tapi kamarnya masih aja kosong, siapa yang mau sewa di lingkungan kumuh begini," keluhnya.
Baca: Kampanye Rasa Malu, Ratusan Relawan Bersihkan Sampah di Sungai
Ia mengakui, di kawasan tersebut warga tak memiliki kesadaran untuk tak membuang sampah di sungai.
Sejumlah warga kontrakan dan penghuni kos yang bermukim di lokasi tersebut sering melemparkan begitu saja sampah-sampah plastik ke sungai.
Menurut warga lain bernama Dody, akses pembuangan sampah di sekitar lokasi ini cukup jauh.
"Kalau mau buang sampah ya harus ke pasar atau ke belakang kantor kecamatan, jadi warga itu biasanya males dan milih buang ke kali, termasuk saya sih," kata dia.
Menurutnya, selama ini warga hanya mengandalkan bantuan PPSU (Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum) yang berkeliling mengangkut sampah setiap dua hari sekali.
"Tapi ya harus ngantar ke ujung jalan kalau mau nitip sampah ke PPSU, kan gerobak sampah enggak bisa lewat gang ini," ucapnya.
Kompas.com kemudian menaiki tangga kecil yang berada di ujung gang itu. Dari tempat tersebut terlihat dengan jelas sungai di Jati Bunder seolah tak lagi dialiri air, sungai Jati Bunder menjelma bak "Sungai Sejuta Sampah".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.