Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Di Balik Pembunuhan Pegawai BNN

Kompas.com - 11/09/2017, 09:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Awalnya hanya kasus pembunuhan biasa. Namun, belakangan mencuat kejanggalan. Pertama soal motif pembunuhan yang misterius. Polisi masih menelusuri motifnya. Kedua soal senjata api yang diduga digunakan untuk membunuh Indria Kameswari, sang istri, juga masih hilang entah kemana. Ketiga, Akbar membawa 3 butir peluru ke Bandara Halim Perdana Kusuma. Apa maksudnya? Terakhir, meski sempat diperiksa petugas keamanan Bandara, namun ia tetap bisa terbang ke luar kota.

ATAS kejanggalan–kejanggalan ini, saya berkeinginan untuk menelusuri kasusnya. Awalnya memang tampak kasus domestik alias rumah tangga. Namun belakangan muncul keterangan–keterangan yang mengundang tanya.

Polisi masih terus bekerja keras untuk mengungkap teka–teki ini, termasuk senjata api yang kini masih hilang entah kemana.

Memulai penelusuran ini, saya bergegas ke Perumahan River Valley, di Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.  

Atas alasan apa saya ke sini?

Saya ingin mencari informasi di lokasi pertama peristiwa.  Informasi yang saya dapatkan, polisi juga masih terus menyelidiki tempat kejadian perkara di sini sehingga saya tidak bisa masuk ke dalam rumah. Garis polisi masih melintang di sekeliling tempat kejadian perkara.

Penelusuran Aiman

Saya mengajak kepala keamanan kompleks untuk menemani saya mengelilingi rumah kontrakan itu tanpa menerobos garis polisi.

Kebetulan, kepala keamanan di kompleks itu adalah salah satu orang pertama yang mendapat laporan saat peristiwa pembunuhan terjadi. 

Ia bahkan sempat masuk ke dalam rumah dan melihat sosok Indria Kameswari sebelum melapor kepada polisi. Ia baru tahu belakangan kalau ini adalah kasus pembunuhan.

Tetangga yang memanggil pihak keamanan kompleks pun menduga bahwa Indria pingsan karena terjatuh di ruangan rumah.

Dikira jatuh di kamar mandi

Lalu dari mana tahu ini adalah kasus pembunuhan?

Adalah anak perempuan korban yang masih berusia 4 tahun, sesaat setelah kejadian, langsung lari ke tetangga. Ia menceritakan bahwa ibunya jatuh. Indria tergeletak di kamar mandi.

Sejumlah tetangga berdatangan untuk menolong. Setelah beberapa saat para tetangga memberi pertolongan, anak balita itu bercerita bahwa ibunya “di-dor” olehnya Sang Ayah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com