Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Imbau Film G30S/PKI Tidak Ditonton Anak di Bawah Kelas 3 SMP

Kompas.com - 01/10/2017, 14:26 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan film G30S/PKI bisa ditonton minimal oleh anak kelas III SMP atau usianya 15 tahun. Menurut Muhadjir, film tersebut jangan ditonton anak-anak di bawah usia tersebut karena dia nilai banyak adegan sadis di dalamnya.

"Seandainya ditoleransi itu adalah anak yang sudah Kelas III SMP ke atas dan memang itu sinkron dengan kurikulum kita karena pelajaran G30S/PKI itu baru anak SMP Kelas 3 semester dua," kata Muhadjir, seusai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Minggu (1/10/2017).

Muhadjir menilai film itu bisa dijadikan bagian dari ekstra kurikuler dalam rangka pengayaan pelajaran sejarah. Akan lebih baik, kata Muhadir, orangtua memberikan pendampingan saat anak-anaknya yang sudah kelas III SMP ingin menonton fil tersebut.

Pada tahun ini banyak digelar acara nonton bareng film G30S/PKI. Acara nobar tersebut digelar di permukiman warga, di kampus, dan di tempat lainnya.

(baca: Di Kupang, Warga Nobar Film G30S/PKI yang Sudah Diedit)

Banyak acara nobar film G30S/PKI dalam format yang sudah diedit, durasinya tidak sepanjang film asli, dan adegan sadis dihilangkan.

"Kalau di bawah umur kami tidak rekomendasikan. Ada adegan yang belum layak ditonton anak-anak. Biar dewasa dulu lah. Nanti toh film itu masih terus ada. Tahun depan masih ada tahun berikutnya masih ada," lanjut dia.

(baca: Mendikbud Akan Tegur Sekolah yang Wajibkan Siswa Nonton Film G30S/PKI)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com