Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Disabilitas Membatik di Rumah Batik Palbatu

Kompas.com - 02/10/2017, 14:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada Senin (2/10/2017), Rumah Batik Palbatu di Tebet, Jakarta Selatan mengajak para penyandang disabilitas untuk belajar membatik dari proses menggambar hingga selesai.

Pendiri Rumah Batik Palbatu Budi Dwi Haryanto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan budaya batik kepada semua orang.

"Kami juga ingin mengundang teman difabel untuk berkiprah dan berkarya untuk budaya kita," kata Hary ditemui di lokasi, Senin.

Hary mengatakan Rumah Batik Palbatu selama ini sebenarnya terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar proses membatik. Bagi warga Palbatu sendiri tidak dikenakan biaya.

Sejumlah penyandang disabilitas belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017). Kegiatan belajar membatik bertujuan untuk menggali potensi kreatifitas para penyandang disabilitas sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah penyandang disabilitas belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017). Kegiatan belajar membatik bertujuan untuk menggali potensi kreatifitas para penyandang disabilitas sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.
Bagi komunitas dan masyarakat umum dikenakan biaya Rp 100.000 hingga Rp 250.000 untuk proses empat jam membatik.

 

Baca: Ragam Motif Batik Betawi dari Berbagai Zaman

Kali ini, sebanyak 20 penyandang disabilitas dari siswa sekolah hingga ibu rumah tangga diberikan kain kecil seukuran sapu tangan. Mereka menggambar motif sendiri.

Ada yang menggambar Monas, ada yang menggambar bunga, maupun sekedar menuliskan nama sendiri.

Sejumlah penyandang disabilitas belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017). Kegiatan belajar membatik bertujuan untuk menggali potensi kreatifitas para penyandang disabilitas sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah penyandang disabilitas belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017). Kegiatan belajar membatik bertujuan untuk menggali potensi kreatifitas para penyandang disabilitas sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.
Sebelum memulai menggoreskan lilin dengan canting, para pengrajin batik menjelaskan cara-caranya.

Seorang penerjemah bahasa isyarat membantu para tuna rungu untuk memahami instruksi. Selama sekitar dua jam, mereka mengarsir gambar dengan lilin.

Setelah itu, mereka mewarnainya dengan teknik colet, yaitu memberi warna dengan menggunakan cotton bud.

"Teknik colet ini gampang, siapapun bisa. Kalau teknik celup kan agak lebih lama prosesnya," ujar Hary.

 

Baca: Hari Batik, Seratusan Anak TK di Kendal Membatik di Atas Kertas

Sejumlah penyandang disabilitas belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017). Kegiatan belajar membatik bertujuan untuk menggali potensi kreatifitas para penyandang disabilitas sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah penyandang disabilitas belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017). Kegiatan belajar membatik bertujuan untuk menggali potensi kreatifitas para penyandang disabilitas sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.
Setelah itu, kain yang sudah dicat dikeringkan. Ketika sudah kering, lapisan water glass dioleskan untuk membuat warna meresap dan tidak luntur.

Sesudah kering, baru kain batik direbus dan bisa digunakan. Ika Mailika, penyandang tuna rungu yang mengikuti kegiatan ini mengaku membatik cukup sulit baginya.

"Lumayan cukup sulit karena ini baru pertama kali," kata Ika.

Ika mengatakan ia senang akhirnya bisa belajar membatik. Sepulang dari Rumah Batik Palbatu, ibu rumah tangga ini berencana akan membatik sendiri.

"Mau membatik kalau ada waktu dan tidak terlalu sibuk," ujar Ika.

Kompas TV Kemeriahan Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com