Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Dengan Keterbatasan Keluarga Ibu Purwati, Anaknya Luar Biasa

Kompas.com - 06/10/2017, 19:04 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Jasra Putra mengaku prihatin dengan kondisi keluarga Monica (15), anak yang diundang sebagai narasumber dalam pertemuan World Health Organization (WHO) di Kanada.

Monica tumbuh cerdas dan berprestasi di Yogyakarta, meski ibunya, Purwati (45) dan sang adik, Subehi (11) tinggal di pinggir got di kawasan Kramat, Senen, Jakarta Pusat. 

"Ada anggapan pemerintah bahwa pelaku kejatahan berasal dari kemiskinan. Tapi kasus keluarga ini berbalik, ada keluarga yang bertanggung jawab, dalam kondisi miris tapi mampu mengangkat anaknya ke permukanan," kata Jasra ditemui di Kramat, Jumat (6/10/2017).

Jasra mengaku kaget ketika melihat kondisi Purwati. Pasalnya, Purwati selama ini bergelut membesarkan anaknya di lingkungan yang baik, Kramat, yang notabene berada di pusat Ibu Kota. Ia mengatakan kondisi ini seharusnya tak terjadi jika ada kepedulian masyarakat.

"Kami apresiasi keluarga Ibu Purwati yang dengan kondisi keterbatasannya, anaknya luar biasa," ujar Jasra.

Baca: Purwati, Pedagang Kopi Keliling yang Anaknya Berangkat ke Kanada

Purwati (45), pedagang kopi keliling di Kramat, Senen, Jakarta Pusat.  Purwati tak punya rumah tetapi anaknya berhasil berangkat ke Kanada. Dalam foto ini Purwati bersama anak bungsunya Subehi (8) saat ditemui di tempat tinggal mereka di Jalan Gandastuli, Kamis (6/10/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Purwati (45), pedagang kopi keliling di Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Purwati tak punya rumah tetapi anaknya berhasil berangkat ke Kanada. Dalam foto ini Purwati bersama anak bungsunya Subehi (8) saat ditemui di tempat tinggal mereka di Jalan Gandastuli, Kamis (6/10/2017).
Jasra meminta pemerintah turut memerhatikan kesejahteraan Purwati. Purwati harus diberdayakan agar memiliki penghasilan dan mampu merawat Subehi, anak bungsunya yang kini ikut bersamanya tidur di jalan.

"Bagi KPAI terhadap anaknya perlu kita lindungi. Selama ini kan suara anak sangat jarang didengar oleh pemerhati kebijakan terkait pembangunan," ujar Jasra.

Baca: Anak Penjual Kopi Nyaris Batal Berangkat ke Kanada karena Ibunya Menghilang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com