Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Pemilihan Ketua RW di Pluit Pun Dilaporkan ke Sandiaga

Kompas.com - 15/11/2017, 09:39 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, datang ke Balai Kota DKI dan menemui Wakil Gubernur Sandiaga Uno. Mereka mengadukan masalah pemilihan ketua rukun warga (RW) yang disebut telah diintervensi Lurah Pluit.

Susana Megawati, Ketua RW 17 di Kelurahan Pluit, mengadu bahwa posisinya telah dicopot oleh Lurah Pluit. Dalam surat dari lurah, disebutkan jabatan Susana sudah berakhir.

"Tanpa melalui Forum RW, (posisi) saya diambil alih. Padahal kami sudah melalui proses pemilihan RW," kata Susana di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (15/11/2017).

Susana mengatakan,  tahapan pemiliha RW sedang dia gelar. Dia juga sedang menyosialisasikan Peraturan Gubernur Nomor 171 Tahun 2016 tentang RT dan RW. Menurut dia, seharusnya mekanismenya melalui itu.

Baca juga : Anies Minta 4 Hal dari Forum RT/RW se-DKI

"Kami lagi memikirkan bagaimana mekanisme RT dan RW ini ditangani oleh warga sendiri," kata Sandiaga setelah mendengar aduan itu.

Sandi mengatakan dia akan bertanya kepada lurah mengenai alasan keluarnya surat itu. Menurut Sandi, hal yang baik jika warga seperti Susana antusias menjadi ketua RW dan membantu menjaga lingkungan. Namun, Sandi menegaskan bahwa dia tidak menjadi backing siapapun.

"Tapi jangan bilang backing saya Bu. Saya nanti kaya gangster kalau backing-backing," kata Sandiaga.

Usai mengadu kepada Sandi, Susana bercerita lurah mencopotnya dari jabatan RW karena ada aduan dari Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK). Dia menolak bercerita detail, tetapi aduan LMK menyebutkan bahwa dia bukan ketua RW yang baik.

Susana merasa tidak ada warga yang mengeluhkan cara kerjanya. Dia juga menyayangkan, anggota LMK yang mengadukannya bukan warga setempat.

Susana juga menjelaskan, alasannya membawa masalah ini ke Balai Kota bukan karena mencari uang.

"Ini karena warga masih butuh saya, saya masih pegang amanah kan. Kami juga tidak digaji, kami kerja sosial," ujar Susana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com