Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Anggota Dishub Redam Amarah Puluhan Sopir Metromini di Fatmawati

Kompas.com - 09/01/2018, 14:10 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penghadangan dan unjuk rasa yang digelar puluhan sopir Metromini 610 di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2018), bisa diredam anggota Dinas Perhubungan yang datang ke lokasi.

Awalnya, pada sekitar pukul 11.45 WIB, puluhan sopir itu memberhentikan satu bus Transjakarta 1E Blok M-Pondok Labu yang melintas ke arah Pondok Labu di depan RS Fatmawati. Di lokasi itu sebelumnya sudah ada anggota kepolisian dan TNI yang tergabung dalam Satgas Transjakarta.

Anggota TNI di lokasi itu membantu para sopir meminggirkan bus transjakarta. Imbauan anggota TNI itu agar jangan terjadi kekerasan tak dihiraukan para sopir yang marah.

Baca juga : Pengemudi Metromini Hadang Bus Transjakarta di Jalan Fatmawati

Pramudi, petugas on board, dan penumpang transjakarta tetap di dalam bus, tak membuka pintu atau kaca bus.

Saat para sopir metromini mengerubungi bus, datang sekelompok anggota Dishub. Mereka datang untuk melerai dan mengatur lalu lintas yang macet. Dua anggota Dishub, Saepulloh dan Dallina pun menghadapi para sopir yang mengerumuni bus transjakarta.

"Permisi, ini ada apa Pak? Kenapa busnya distop?" tanya Saepulloh.

"Kami nggak ada apa-apa kok, kami cuma mau lihat izinnya," kata seorang satu sopir metromini itu.

Transjakarta 1E Blok M-Pondok Labu dihadang di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Transjakarta 1E Blok M-Pondok Labu dihadang di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2018).

Saepulloh bertanya balik apakah para sopir metromini itu memiliki izin untuk merazia bus transjakarta. Para sopir yang ditanya justri meneriaki Saepulloh. Mereka menjelaskan ke Saepulloh bahwa izin mereka baru diperpanjang untuk tahun 2018.

"Ya Bapak punya izin, terus masalahnya apa?" tanya Saepulloh.

"Ya kami ini masih ada izinnya tapi kok transjakarta mencuri trayek kami?" kata para sopir itu yang kesal terhadap Pemerintah Provinsi DKI dan PT Transjakarta.

Saepulloh yang dimaki-maki, sempat naik pitam. Ia telah menunjukkan STNK milik armada transjakarta, tetapi para sopir tetap memprotes transjakarta beroperasi di trayek yang sama persis dengan mereka.

"Saya ini petugas lapangan, bukan saya yang mengeluarkan izin! Kalau mau tahu izinnya, tanya sama pengurus! Sekarang mana izin Bapak menyetop bus ini? Ada izin dari kepolisian?" kata Saepulloh.

Setelah berdebat cukup panjang, para sopir metromini mengalah dan membiarkan bus transjakarta melanjutkan perjalanan.

Setelah Saepulloh, gantian Dallina yang maju menghadapi amarah sopir Metromini. Dallina yang mengenakan helm, dikerumuni belasan sopir. Namun ia tak gentar. Ia hanya menjelaskan kepada para sopir bahwa bus transjakarta itu milik Pemprov DKI Jakarta.

"Bapak-bapak kalau mau menyampaikan keluhan, silakan disampaikan ke (PT) Transjakarta. Tapi jangan menyetop bus, kasihan penumpang," ujar Dallina.

Setelah mendengar penjelasan Saepulloh dan Dallina, para sopir tak lagi menyetop bus. Mereka hanya berkumpul untuk saling berkeluh kesah. Lalu lintas pun kembali lancar pada pukul 12.30.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com