Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Trotoar di Jalan Sudirman Tak Kunjung Dimulai

Kompas.com - 23/02/2018, 14:34 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta berencana menata trotoar di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Trotoar di kawasan itu akan diperlebar dan dipercantik.

Rencana tersebut akan berimbas pada perubahan jalur lalu lintas kendaraan di kawasan itu. Berdasarkan desain awal, akan ada empat jalur plus satu jalur bus transjakarta di kawasan tersebut. Lajur paling kiri dikhususkan untuk sepeda motor dan bus, sedangkan tiga jalur lainnya untuk mobil pribadi. Lajur paling kanan khusus untuk bus transjakarta.

Pepohonan yang saat ini menjadi pembatas antara jalur cepat dan jalur lambat akan dibongkar.

Selain dilebarkan, trotoar akan dipercantik, rencananya akan dibuat motif lurik.

Baca juga : Trotoar di Jalan Sudirman Akan Bermotif Lurik

Kompas.com menyusuri trotoar Jalan Sudirman, dimulai dari Bundaran Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia (BI), Jumat (23/2/2018) ini. Di beberapa titik trotoar telah cukup lebar, seperti di sekitar Halte Transjakarta Karet. Lebar trotoar tersebut sekitar 7 meter.

Kondisi trotoar tersebut juga masih laik digunakan pejalan kaki. Namun, ada bagian trotoar dengan kondisinya rusak, seperti di kawasan dekat Bundaran HI.

Ada pula bagian yang tidak memiliki trotoar. Para pejalan kaki terpaksa berjalan di badan jalan dan bersaing dengan kendaraan yang melaju kencang.

Kondisi Jalan

Jalan Sudirman saat ini terbagi atas tiga jalur. Jalur paling kiri atau jalur lambat dilalui sepeda motor. Selain sepeda motor, jalur lambat bisa dilewati tiga hingga empat mobil yang berjejer. Di jalur lambat telah dibuat penanda "Jalur Khusus Sepeda Motor" yang dicat berwarna kuning.

Jalur tengah atau jalur cepat merupakan ruas jalan khusus untuk kendaraan roda empat. Jalur ini juga cukup lebar, bisa dilintasi dua hingga tiga mobil berjejer. Sedangkan lajur paling kanan digunakan untuk bus transjakarta. Jalur tengah dan kiri dibatasi pepohohan.

Pada September 2017 pepohonan di beberapa titik dipangkas, lalu dicabut, dan akan dipindahkan ke sisi trotoar.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah ketika itu mengatakan, ada 3.000 pohon yang akan dipindahkan. Pemprov DKI merencanakan pembangunan trotoar dimulai pada 8 Oktober 2017.

Pohon-pohon itu kini telah bertunas kembali, rencana tersebut tak kunjung terealisasi.

Baca juga : Konsep Penataan Trotoar Sudirman-Thamrin Disosialisasikan Akhir Februari

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin rancangan trotoar Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin di Jakarta Pusat bisa mengakomodasi kepentingan warga Jakarta. Dia ingin ada perubahan desain dari yang direncanakan oleh pemerintahan sebelumnya.

Anies menginginkan ada spot di trotoar yang bisa difungsikan sebagai tempat kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com